Sang Pemilik kerajaan ( Tafsir surat Al-MUlk 6-19)
AYAT 6- 11
وَلِلَّذِيْنَ
كَفَرُوْا بِرَبّهِمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمَصِيْرِ (6) إِذَآأُلْقُوْا
فِيْهَا سَمِعُوْا لَهَا شَهِيْقًا وَهِيَ تَفُوْرُ(7) تَكَادُ تَمَيَّزُ مِنَ الْغَيْظِ
كُلَّمَآاُلْقِيَافِيْهَا فَوْجٌ سَأَلَهُمْ خَزَنَتُهَا أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ
(8) قَالُوْا بَلَىْ قَدْ جَاءَنَا نَذِيْرٌ فَكَذَّبْنَا وَ قُلْنَا مَا نَزَّلَ
اللهُ مِنْ شَيْئً إِنْ أَنْتُمْ إِلَّا فِيْ ضَلَالٍ كَبِيْرٍ (9) وَ قَالُوْا لَوْ
كُنَّ نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّ فِيْ أَصْحَابِ السَّعِيِر (10) فَاعْتَرَفُوْا
بَذَنْبِهِمْ فَسُحْقًا لِأَصْحَابِ السَّعِيْرِ(11)
Artinya :
Dan orang-orang yang ingkar
kepada Tuhannya, akan mendapat adzab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat
kembali (6). Apabila mereka dilempar ke dalamnya mereka mendengar suara neraka
yang mengerikan, sedang neraka itu membara (7). Hampir meledak karena marah.
Setiap kali ada sekumpulan (orang-orang kafir) dilemparkan ke dalamnya
penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah ada
orang yang datang memberikan peringatan kepadamu (di dunia) ? (8). Mereka
menjawab, “ benar , sungguh seseorang yang memberi peringatan telah datang
kepada kami tetapi kami mendustakan(nya), dan kami katakan “Allah tidak
menurunkan sesuatu apapun , kamu sebenarnya di dalam kesesesatan yang besar”
(9). Dan mereka berkata, “ sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan
(peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni nerakayang
menyala-nyala” (10). Maaka mereka mengakui dosanya. Tetapi jauhlah (dari rahmat
Allah) bagi penghuni neraka yang menyala-nyala itu (11).
Setelah Allah jelaskan
seluruh kekuasaannya di ayat-ayat sebelumnya. Tak terdapat cela sedikit pun dan
seluruh sifat Pengasih dan Penyayangnya. Masih saja ada yang kafir , tidak
percaya dengan seluruh bukti yang Allah berikan. Dengan tegas Allah berikan
mereka hadiah terburuk, disediakannya Neraka jahannam. Seburuk-buruknya tempat
kembali. Ialah yang tak menggunakan akalnya untuk berfikir, seharusnya ada Pencipta
yang sangat agung yang bisa menciptakan
langit dan bumi dengan tanpa cela. Seperti halnya sebuah kursi yang tak bisa
tiba-tiba langsung jadi begitu saja namun haruslah ada yang membuatnya. Lalu
bagaimana dengan manusia yang setiap centimeternya terdapat jaringan-jaringan
saraf yang tersusun dengan megahnya. Sungguh benar firman Allah, Allah memberi hidayah kepada
yang dikehendaki juga menyesatkan seseorang yang dikehendaki.
Di ayat berikutnya
tergambarkanlah kemarahan Neraka terhadap orang-orang kafir itu. Ketika
dimasukkan mereka ke dalamnya. Terdengar suara yang sangat mengerikan dan suara
itu meledak-ledak . Bagaikan sebuah biji yang di masukan ke dalam tungku api
yang besar yang berisi air panas. Terkoyak-koyak juga hancur pasti berkeping-keping.
Hingga hampir terpisahnya bagian satu dengan yang lain karena marahnya Neraka
kepada orang-orang kafir itu.
Setiap kali di masukkan
sekumpulan orang kafir, Sang penjaga bertanya pada mereka, bagaimana bisa
kalian masuk ke tempat mengerikan ini” saking herannya. أَلَمْ
يَأْتِكُمْ نَذِيْرٌ , “Apakah belum pernah ada orang yang datang memberikan
peringatan kepadamu (di dunia) ?. Mereka menjawab “ Ya”. tapi mereka melakukan
tiga kesalahan yang fatal. Pertama, mereka mendustakan peringatan itu فَكَذَّبْنَا lalu kedua, mereka mengatakan bahwa Allah tak
menurunkan peringatan itu pada mereka قُلْنَا
مَا نَزَّلَ اللهُ مِنْ شَيْئً .
Dan ketiga, mereka berkata bahwa Rasul
yang diperintahkan Allah untuk memberi peringatan pada mereka itu
berada dalam kesesatan yang nyata إِنْ
أَنْتُمْ إِلَّا فِيْ ضَلَالٍ كَبِيْرٍ
. Maka
pantaslah bagi mereka Neraka jahannam. Karena tak ada alasan lagi bagi mereka
sebenarnya untuk mendustakan kesalahan mereka. Mendustakan Rasul Allah berarti
mendustakan perintah Allah, dan pastinya
mendustakan Allah. Tersebut jelaskan akan keadilan Allah atas seluruh hambanya,
sesungguhnya Ia takkan pernah memberikan adzab kepada suatu kaum sebelum datang
pada mereka peringatan untuk mengagungkan-Nya. Lalu menyesallah mereka pada
hari itu disaat dimana penyesalan tak
lagi berguna bagi mereka. Disaat
keislaman mereka takkan bisa menyelamatkan mereka dari adzab yang pedih. Berandai-andailah
mereka di dalamnya seraya berkata, لَوْ
كُنَّ نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّ فِيْ أَصْحَابِ السَّعِيِر “
sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah
kami tidak termasuk penghuni nerakayang menyala-nyala”. Saat itu mereka tlah benar-benar mengetahui bahwa siksa
neraka telah menyambut mereka . dalam sebuah hadits ,Rasulullah SAW bersabda “
Tidaklah seseorang itu masuk Neraka
kecuali setelah dia mengetahui bahwa Neraka adalah tempat yang utama bagi dia
dan bukan Syurga”.
Ayat 12-19
إِنَّ
الَّذِيْنِ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيْرٌ
(12) وَ اَسِرُّوْا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوْا بِهِ إِنَّهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ
( 13) اَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَ هُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ (14) هُوَ الَّذِيْ
جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا فَامْشُوْا فِيْ مَنَاكِبِهَا وَكُلُوْا مِنْ رِزءقِهِ وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ (15)
ءَأَمِنْتُمْ مَنْ فِىْ السَّمآءِ أَنْ يَخْسِفَ
بِكُمُ الْأَرْضَ فَإِذَا هِيَ تَمُوْرُ (16) أَمْ أَمِنْتُمْ مَنْ فِىْ السَّمآءِ
أَنْ يُرْسِلَ عَلَيُكُمْ حَاصِبًا فَسَتَعْلَمُوْنَ كَيْفَ نَذِيْرِ (17) وَلَقَدْ
كَذَّبَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَكَيْفَ كَاَن نَكِيْرِ (18) أَوَلَمْ يَرَوْ
إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَكُمْ صَفَّتٍ وَ يَقْبِضْنَ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمنَ
إِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيْرٌ (19)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang
takut kepada Tuhannya yang tidak terlihat oleh mereka, mereka memperoleh
ampunan dan pahala yang besar (12). Dan rahasiakanlah perkataanmu atau
nyatakanlah . Sungguh, Dia Maha Mengetahuisegala isi hati (13). Apakah(pantas)
Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui?. Dan Dia Mahahalus, Maha
Mengetahui (14). Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelahi,
maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya. Dan
hanya kepada-Nyalah kamu (kembali setelah )dibangkitkan (15). Sudah merasa
amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamua akan ditelan
bumi ketika tiba-tiba ia terguncang (16). Atau sudah merasa amankah kamu, bahwa
Dia yang di langit tidak akan mengrim badai yang berbatu kepadamu?. Namun kelak
kamuakan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku (17). Dan
sungguh oarang-orang sebelum mereka pun telah mendustakan ( rasul-rasul-Nya).Maka
betapa hebatnya kemurkaan-Ku ! (18). Tidakkah kalian memperhatikan burung-burung
yang mengatupkan dan mengembangkan sayapnya di atas mereka?. tidak ada yang
menahannya (di udara) selain yang Maha Pengasih. Sungguh Dia Maha Melihat
segala sesuatu (19).
Di ayat-ayat sebelumnya Allah menjelaskan hambanya yang
kafir akan kebesaran-Nya, lalu Allah Jalla Jalaaluh mengkabarkan hambanya yang bertaqwa yaitu hambanya
yang takut akan murka-Nya, hingga
menjauhi berbuat kemaksiatan pada-Nya, tertunduk dalam ketaatan-Nya. Dalam kesendiriannya
ketika tak ada yang melihatnya kecuali Allah , maka dengan istimewanya Allah
memberikan balasannya. مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ
كَبِيْرٌ (ampunan dan pahala yang besar)
.
Dalam
sebuah hadits yang shahih, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala
dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala. Yaitu:
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
6. Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air mata.
1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
6. Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air mata.
Ialah
Allah yang mengetahui segala yang tersurat dalam hati. Meski lisan belum
berucap, meski tangan belum bergerak juga kaki belum pun melangkah. Namun sesuatu
yang tersirat segala apa yang dikatakan hati Allah mengetahuinya إِنَّهُ عَلِيْمٌ بِذَاتِ الصُّدُوْرِ . Karena Allah yang mempunyai hati, tentulah
Sang Pemilik hati sangat mengetahuinya, Allahlah yang Maha lembut juga Maha
Mengetahui.
Lalu
Allah menyebutkan nikmatnya atas hamba-Nya yang melapangkan baginya bumi. Yang menjadikan
dunia yang terdiri dari samudra juga benua-benua dalam kondisi tetap dan tak
terguncang. Mengokohkannya dengan
gunung-gunung, memunculkan mata air yang jernih, membuka berbagai jalan untuk
perjalanan, dan disediakannya berbagai pepohonan juga berbagai manfaat agar
mempermudah hambanya. Dengan limpah ruah Allah bagikan rizki-Nya. هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الْاَرْضَ ذَلُوْلًا (Dialah yang
menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelahi). Maka lanjut firmannya “maka
jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezki-Nya.” Sudah
persilahkan Allah bagi hamba-hamba-Nya untuk mencari rizkinya. Namun ketahuilah
bahwa segala macam usaha seorang hamba tidak akan pernah berhasil tanpa Allah
mudahkan untuknya. Maka terseliplah do’a dalam mengharap ridho setiap rezki itu
dicari. Dan pastinya dengan usaha, juga dibarengi dengan Tawakkal . Seperti
seekor burung yang tak memiliki pekerjaan namun ia bertawakal mencari rezki
Allah dimanapun namun ia tetap berusaha sekuat tenaga .
Dari Umar bin Khattab r.a.
berkata, bahwa beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sekiranya kalian
benar-benar bertawakal kepada Allah SWT dengan tawakal yang sebenar-benarnya,
sungguh kalian akan diberi rezeki (oleh Allah swt.), sebagaimana seekor burung
diberi rezeki; ia pergi pagi hari dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari
dalam keadaan kenyang. (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
Dijelaskan pula dari sifat
lembut Allah, pengasihnya juga keagugannya, bahwa bisa saja Allah Adzab hambanya
jika ia bermaksiat kepada-Nya. Tetapi Allah memaafkan kesalahan –kesalahan hamba
jika tanpa mempersekutukan-Nya. Lalu ditangguhkan balasan itu nanti di hari
pembalasan. lalu dengan itu Allah bertanya pada hambanya dalam firman-Nya yang
Agung “Sudah
merasa amankah kamu, bahwa Dia yang di langit tidak akan membuat kamu akan
ditelan bumi ketika tiba-tiba ia terguncang . Atau sudah merasa amankah kamu,
bahwa Dia yang di langit tidak akan mengirim badai yang berbatu kepadamu?. Namun
kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku”. Allah
tangguhkan adzab-Nya. Karena adzab itu adalah pasti akan datang. Dengan adzab-adzab
kecil yang sudah banyak terjadi, seharusnya kita menyadari akan hal itu. Bahwa kapanpun jika
Allah berkendak, Allah pasti bisa hancurkan apa yang ada di bumi semuanya. Seperti
apa yang terjadi Tsunami di Aceh juga negara-negara lain. Badai tornado yang begitu
dasyatnya, juga gempa-gempa yang luar biasa. Kekuasaan Allah sangatlah besar
dan kita sangatlah kecil, namun terkadang kesombongan itu menutup-nutupi
kekerdilan itu. Astagfirullah...
Sudah terbuktilah kehancuran umat-umat terdaulu yang
telah Allah binasakan mereka akibat kekafiran mereka. Kaum nabi Nuh yang Allah
tenggelamkan dengan banjir bandang yang sangat besar selama enam bulan lamanya,
hingga tak ada yang tersisa sedikitpun kecuali apa yang Allah jaga dalam bahtera
Nuh alaihis salam. Juga Kaum ‘Aad yang Allah hancurkan mereka dengan angin yang
sangat dingin ditiupkan dengan tanpa rahmat selama delapan hari berturut-turut
tanpa henti, hingga bergelimpanganlah mereka seperti lapuknya pohon-pohon kurma.
Disebabkan dingin yang menyerang hingga ke ubun-ubun. Lalu Kaumnya Nabi Shaleh yaitu Tsamud. Allah adzab
mereka dengan suara petir yang menggelegar juga dihujani batu serta gempa bumi
yang keras. Bagaimana dengan kaum Nabi Luth yang menyukai sesama jenis, sungguh
murka Allah tlah nyata. Allah balikkan, yang di bawah menjadi yang di atas dan
dihujani pula dengan bebatuan setelah dibalikkannya tanah itu. Sudah sangat pasti Allah jelaskan
adzabnya yang pedih فَكَيْفَ كَاَن نَكِيْرِ
(Maka
betapa hebatnya kemurkaan-Ku ! ).
Di ayat selanjutnya Allah jelaskan kelembutan-Nya bahkan
atas burung yang terkadang membuka saya-sayap untuk terbang di udara, juga
terkadang menutup saya-sayapnya. Sungguh Allahlah yang mengendalikan semua itu,
memberikan keseimbangan juga penjagaannya atas burung itu. Allah berfirman “Tidakkah
kalian memperhatikan burung-burung yang mengatupkan dan mengembangkan sayapnya
di atas mereka?. tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha
Pengasih. Sungguh Dia Maha Melihat segala sesuatu” yaitu Allah Maha Melihat
segala sesuatu demi kemaslahatan
hamba-hamba-Nya.
Komentar
Posting Komentar