Ialah Allah, Sang Maha Memiliki kerajaan (Surat Al-Mulk)
Tafsir Surat Al-Mulk
Ialah Allah, Sang Maha Memiliki
kerajaan
Ayat
1-5
Ialah Allah Jalla Jalaaluh Sang
Maha Pemilik Kerajaan. Apa-apa yang berada di bumi maupun di langit. Daun-daun
yang jatuh, sebutir biji di dalam jurang yang curam, hingga sesuatu yang ada
dalam hati manusia. Ia sangat mengetahuinya. Allah Jalla Jalaluh sangat
mengetahui hambanya.
Dari Ibnu Abbas r.a
,ia berkata kepada seseorang: Maukah engkau aku berikan sebuah hadist yang engkau
akan bergembira karenanya?, lelaki itu menjawab dengan antusias “Ya, tentu”. Ibnu
Abbas melanjutkan bicaranya: Bacalah “Tabaarakalladzi biyadihil mulk (surat
Al-Mulk) dan ajarilah keluargamu serta anak-anakmu juga anak-anak yang ada
dirumahmu, juga tetanggamu. Maka sesungguhnya ia adalah penyelamat, juga alasan
yang akan memberikan argumentnya untukmu di hari kiamat kepada Rabbnya untuk
siapa yang membacanya. Ia( surat Al-Mulk) akan meminta agar Allah
menyelamatkanmu dari Api Neraka, juga terselamatkan dari siksa kubur”.
Surat Al-Mulk, 30
ayat didalam Al-Qur an yang memberikan
syafaat bagi pembacannya hingga ia diampuni, dalam hadits lain dijelaskan
sebuah surat yang akan menjadi alasan hingga ia dimasukkan ke Syurga.
Rasulullah pun selalu membacanya sebelum tidur. Dan Rasulullah SAW bersabda: “Aku
menyukai surat ini berada di setiap hati dari umatku”. Keutamaan-keuatamaan
dari Surat Al-Mulk ini sungguh luar biasa. Siapakah yang tak ingin terselamatkan dari
siksa kubur, siapakah yang tak ingin terselamatkan dari api neraka, siapakah
yang tak ingin menempati tempat terindah di syurga. Begitulah keistimewaan
ayat-ayat ini. kabar gembira bagi kita yang mendambakannya.
Surat Al-Mulk yang
berarti kerajaan, memiliki makna tersendiri atas bagaimana sih maksud
kerajaan Allah itu. maka dijelaskanlah dalam ayat-ayat awal dalam
surat Al-Mulk.
بسم الله
الرحمن الرحيم
تَبَارَكَ
الَّذِيْ بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَ هُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ (1 ) الَّذِيْ خَلَقَ
الْمَوْتَ وَ الْحَيَاتَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلاً وَهُوَ الْعَزِيْزُ
اْلغَفُوْرُ (2) الَّذِيْ خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَىْ فِيْ خَلْقِ
الرَّحْمنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىْ مِنْ فُطُوْرٍ(3) ثُمَّ
ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَالْبَصَرُ خَاسِئاً وَهُوَ حَسِيْرٌ
(4) وَلَقْد زَيَّنَّا السَّمآءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيْحَ وَ جَعَلْنَاهَا رُجُوْمًا للشَّيَاطِيْنِ وَاَعْتَدْنَا لَهُمْ
عَذَابَ السَّعِيْرِ (5)
Artinya
:
Maha Suci Allah yang menguasai
(segala) kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatau (1) Yang menciptakan
mati dan hidup untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik
amalannya. dan Dia Mahaperkasa Maha Pengampuan (2) Yang
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi
adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?(3). Kemudian ulangi pandangan(mu) sekali
lagi niscayapandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan
ia(pandanganmu) dalam keadaan letih(4). Dan sungguh telah Kami hiasi langit
yang dekat, dengan bintang-bintang dan kami jadikannya (bintang-bintang itu) sebagai
alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka adzab neraka yang
menyala-nyala (5).
Ayat-ayat awal
surat Al-Mulk menjelaskan tentang kebesaran Allah dan segala kekuasaannya. Yang pertama karena بِيَدِهِ
الْمُلْكُ ( di tangannya ada
kerajaan). Allah lah yang mengatur segala sesuatu dengan kehendak-Nya, takkan
terjadi kesalahan dalam pengaturan-Nya, tidaklah ditanya sebab perbuatan-Nya,
karena Ialah Allah dengan segala kebesarannya. Yang kedua
هُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ (Dia Mahakuasa atas segala sesuatau ). Kekuasaannya mencakup atas segala sesuatu , apa
yang mustahil bagi manuisa, tak mustahil
bagi Allah. Yang ketiga
خَلَقَ الْمَوْتَ وَ الْحَيَاتَ ( Ialah yang menciptakan hidup dan mati) dengan keagungan-Nya
hanya Allahlah yang menghidupkan dan mematikan dengan tanpa melakukan apapun
sebagai perantara dan sedikpun menyentuhnya. Maka dari itu disebutkan kalimat خَلَقَ yaitu
menciptakan bukanlahصَنَعَ yang artinya membuat. Karena
definisi dari menciptakan adalah mewujudkan sesuatu dari ketidakadaan. Seperti air, manusia,
udara, bumi dll. Namun jika membuat manusiapun bisa membuat seperti membuat nasi
goreng atau mobil dll. Yang tujuan penciptaan ini adalah untuk menguji manusia
لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ اَحْسَنُ
عَمَلاً (untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik
amalannya.) dari sinilah Allah memilah hambanya untuk mencari mana diantara
hambanya yang paling baik amalnya, bukan hanya yang baik namun yang paling
baik. Dan juga bukan yang paling banyak. Karna tak ada yang menjamin bahwa amal
yang banyak itulah yang paling baik. Sekali lagi tidak , Allah memilih hambanya
yang paling baik amalnya. Namun sayangnya kadang kita merasa amal kita sudah
banyak, padahal tak tahu apakah itu amalan yang baik atau bahkan amalan
itu tidaklah diterima ,Naudzubillah.
Yang keempat tanda-tanda
kekuasaan Allah adalah
الْعَزِيْزُ اْلغَفُوْرُ (Dia
Mahaperkasa, lagi Maha Pengampuan). Dua kaliamat yang sangat berbeda sifat. Terkadang
manusia jika ia merasa sedikit saja memiliki kekuatan dan kekuasaan hilanglah
sifat pemaaf yang ada dalam dirinya. Sifat penyakit Iblis mengalahkan
segalanya. Namun Ialah Allah yang memilki sifat keperkasaan yang luar biasa
namun ketika hambanya datang dengan dosa setumpuk gunung ingin meminta ampun
pada-Nya maka pastilah Allah akan mengampuninya karena Dialah Maha Pengampun.
Yang kelima dari tanda-tanda
kekuasaan Allah adalah خَلَقَ
سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ( Allah menciptakan tujuh langit) yang berlapis-lapis. Ketika
Allah tunjukkan kekuasaannya, maka tak henti dari situ saja tanpa ada
pemikirann untuk membuktikan kebesaran itu. Maka Allah menantang hambanya untuk
berfikir dan dengan memberikan penjelasan
مَا تَرَىْ فِيْ خَلْقِ الرَّحْمنِ
مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَىْ مِنْ فُطُوْرٍ (Tidak
akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi
adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?). Maka tantangan Allah ini menjawab atas
segalanya. Seberapapun kepintaran juga kejeniusan manusia, juga secanggih
apapun teknologi modern di zaman ini. Takkan ada yang mampu membuktikan
kecacatan alam semesta ini dengan ribuan bintang yang bertebaran dengan
indahnya, planet yang beredar pada orbit dengan keteraturannya. Dan ratusan
galaksi yang tersusun dengah rapihnya. Dalam kalimat lembut Allah tegaskan “Maka
lihatlah sekali lagi”. Agar tanda-tandanya yang luar biasa ini menjadi dasar
keimanan manusia yang lelah dalam pencarian kecacatan atas kebesaran Allah. Maka
sekali lagi dengan tegas Allah katakan di ayat selanjutnya (Kemuadian ulangi
pandangan(mu) sekali lagi niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa
menemukan cacat dan ia(pandanganmu) dalam keadaan letih ). Seakan-akan Allah
benar-benar sedang meyakinkan hambanya akan ketidakmampuannya dalam mencari
celah, cacat atau sedikitnya kegagalan dalam penciptaan langit yang berlapis
ini. hingga ia benar-benar tertunduk malu dan mengakui kebesaran Allah. Hanyalah
manusia yang sombong yang mengetahui kekuasaan Allah bebas dari cela tapi tetap
ia berpaling, dengan segala bukti yang sangat jelas dalam pandangan mata.
Lalu Allah Jalla jalaaluh
menjelaskan fungsi dari penciptaan bintang-bintang yaitu sebagai penghias
langit juga sebagai alat-alat pelempar setan.
Pada hakikatnya sifat jin dan syeitan adalah suka mengintip atau mencuri-curi
berita langit yang akan diberikannya kepada penyihir. Meski berita itu sedikit
yang benar dan semua tambahannya adalah bohong. Dengan kekuasaan Allah, Allah
lemparkan makhluk terlaknat itu dengan meteor panas yang akan menghancurkan
tubuh mereka. Dan ini adalah adzab di dunia dan adzab yang perih menanti mereka
di neraka Jahannam. Dari Qatadah mengatakan “ sesungguhnya diciptakannya bintang-bintang
untuk tiga perkara: sebagai penghias langit, pelempar syeithan, juga
tanda-tanda petunjuk dengannya, maka barang siapa yang menta’wilkan selain ini.
Maka ia telah menggunakan pendapatnya sendiri, dan telah salah ia, dan ia
membebani sesuatu yang tidak dengan kadar keilmuannya”.
avnie suhayla
Komentar
Posting Komentar