Saat Terlupa akan penghambaan

Saat Diri terlupa akan penghambaan

Kadang kita terlupa bahwa kita adalah seorang hamba, hingga tak sadar menghardik orang lain , tak sadar memaki, menghujat, berlaku kasar, semena-mena dengan semua orang sesuka kita. Bahkan kita sering terlupa bahwa kita adalah seorang hamba, hingga selalu ingin diperhatikan, disanjung dan dipuja, selalu ingin mendapatkan kemudahan tanpa melakukan apa-apa. Juga sering kita terlupa bahwa kita hanya seorang hamba, hingga sangat ingin selalu merasa besar dan benar, merasa tak mau menjadi rendah bahkan benci melakukan tindakan yang dianggap rendah. Astagfirullah....



Jangan salahkan nasib yang menjadikanmu kaya keturunan, atau mempunya keluarga bermartabat agung atau derajat dan status yang luar biasa dari lahir. Karna mungkin itu semua bisa diwariskan. Namun iman tak pernah diwariskan . Kau yang mendekatinya , memburunya , mengejarnya atau kau tertinggal jauh olehnya.

Atau jangan bicarakan tentang semua kemewahan. Kita yang hidup tak pernah merasa akan mati kelaparan, atau tertindas karna kekejaman seseorang ataupun masih merasa nyaman dan tidur dengan pulas. Kita masih jauh dari kesyukuran. Merasa selalu kurang, dan ingin selalu menambah kenikmatan dan kenyamanan. Meminta kebahagian selalu mendekat dan bimbang ketika kepenatan mendekat. Selalu meminta dan berharap banyak. Dan menginginkan semuanya terkabulkan. Memang beginilah manusia seperti sabda Rasul SAW jika manusia diberi satu gunung emaspun, pasti ia akan meminta yang kedua.



Lalu, apa kita tak boleh untuk selalu meminta pada Dzat yang Maha Pemberi ?

Yaa... Boleh , silahkan mintalah kebaikan dunia dan akhirat sebanyak -banyaknya. Tak ada yang melarangmu untuk selalu meminta padaNya. Tapi apa kita pantas meminta segalanya tapi kita jauh dariNya. Sekedar meminta tanpa penghambaan padaNya. Allah berika cintaNya seluas samudra dan merealisasikannya seluas jagat raya. Sedang kita mengaku cinta yang hanya berbekas dibibir sedang hati dan tindakan tak ada bekasnya. Sedang selalu kita meminta banyak , berharap dan merasa tak adil jika tak diberi. Benar-benar cinta kah kita??? Kita memang terlupa akan penghambaan pada Sang Maha Kuasa......



Sebuah hadist dari Abu Dar : Rasulullah SAW bersabda: aku mengetahui apa yang tak kalian ketahui, akupun mendengar apa yang tak kalian dengar, sungguh benar bahwa langit itu menjadi melar . Tidak ada didalamnya jarak empat jari melainkan di atasnya seorang malaikat bersujud. Jika kalian mengetahui apa yang aku ketahui maka kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis, dan kalian takkan bersenang-senang bersama wanita diatas kasur-kasur, dan kalian tak akan pergi ke tempat terbuka melainkan hanya menangis ke hadirat Allah Jalla Jalaaluh. Dan Abu Dar berkata : jikalau memang begitu aku lebih suka menjadi sebuah pohon yang disandari.

Itulah penghambaan Malaikat pada Rabbnya. Tak pernah sedikitpun membangkang  atau berpaling sedikitpun. Riwayat lain mengatakan para malaikat yang mengisi langit milyaran jumlahnya bahkan lebih , tak didapati diatas sana sejengkal melainkan malaikat yang berdiri , bersujud , juga rukuk dari awal penciptaannya hingga kiamat datang , menangis karna takut pada Rabbnya. Hingga air matanya mengalir mengenai malaikat lain . Tak ada satupun yang berani mengankat kepalanya atau menyudahi rukuknya ataupun berdirinya dengan selalu bertasbih. Namun luar biasa , apa yang mereka katakan jika hari kiamat itu datang :

فإذا كان يوم القيامة قالوا جميعا سبحانك ما عبدناك حق عبادتك إلا أنا لم نشرك بك شيئا"

Ketika datang hari kiamat itu mereka berkata " Maha Suci Engkau sesungguhnya kami belum benar-benar menyembahMu dengan sebenar-benarnya kecuali kami tak menyekutukanMu dengan segala sesuatu"

'Allahu Akabar' .....  setelah sekian lama malaikat bersujud , rukuk dan berdiri . Itulah yang keluar dari lisan mereka. Lalu bagaimana dengan kita. Yang diimami dengan imam yang membaca surat panjang saja mengeluh banhkan mencaci. Astagfirullah....



Memang jangan bandingkan kita dengan malaikat, karna benar mereka tercipta tanpa hawa nafsu dan kita tercipta bersama dengannya. Yaa.... Benar. Sangat benar . Tapi apa kita lupa bahwa kita beriman pada malaikat dan dalam keimanan itu kita ambil hikmah dari seluruh ketaatannya. Dan bukankah kita memimpikan menjadi makhluk mulia penghuni tempat terbaik. Seharusnya kita sadar bahwa kita harus raih cintaNya menggandeng impian kita.



Saat kita terlupa bahwa kita adalah seorang hamba

DIA yang tiba-tiba mengetuk pintu hati kita

Namun tak terbuka karna besarya keinginan atas dunia

DIA yang tiba-tiba menghujankan cinta dengan ketukan lebih keras

Kita kira musibah ini sebuah bentuk ketidakadilan

Namun tiba-tiba DIA lembutkan belaian cintanya

Masih saja tak sadar akan cintaNya dan menganggapnya hal biasa

Setiap detik DIA hujankan cintaNya dengan begitu deras

Namun penghambaan ini tak setetespun mengalir

mungkin kita tak melihat dengan hati

Juga tak mendengar dengan hati

Hati yang miskin akan cinta, bagai raga yang melepaskan ruhnya

Avnie suhayla

Komentar

Postingan Populer