Ia yang menjengkelkanmu ialah yang harus kau jaga erat.
“Menjengkelkan!!!!!
, nyebelin!!, sok banget, ngapin sih ngurusin masalah orang. ” . Terus ia mencerca sahabatnya dengan
kata-kata yang kasar , hati yang penuh amarah membuncah. Berkali-kali ia
berbicara itu pada kamarnya yang hampa
seakan telah melampiaskan semua kesal
dan keluhnya pada benda mati itu. “ Emang dia siapa ngurusin terus, seolah-olah
aku itu bener- bener bego gak tau apa-apa, bener-bener berdosa dan manusia
paling hina dan dia paling mulia di dunia”. Ia masih mengumpat sahabatnya .
lelah ia berbicara pada kamarnya ia pun
terdiam dan hujan mendadak turun dengan
derasnnya. Emosinya mulai mereda dan pikiranya mulai bekerja menghantam
semua kalut perasaannya. Semua ingatan pertengkaran tadi mulai ia telusuri
sebab dan ujungnya satu-persatu. Dan setelah udara dingin masuk jendela
kamarnya ia terhenyuh, asal mulanya adalah
kesalahannya dan keegoisannya . lantas dalam diam ia menyesal , semua
yang telah ia lakukan , perkataan , tingkah laku telah menyakiti hati
sahabatnya. “ Jahat banget aku yaa......” air mata itu mngelair . Tetes demi
tetes “ Ya Allah.... kenapa aku tadi sejahat itu yaa Rabb,.. aku telah kalah
dari syeithan, aku jahat sekali Ya Rabb.... menyakiti sahabatku yang tak pernah
membiarkanku menjauhiMu, mengingatkanku atas cintaMu , maafkan aku Ya Rabb....
dan aku mohon maafkanlah dia, sahabatku, gugurkan semua dosanya, terima semua
amalnya, cintai ia dan muliakan dia di dunia
dan akhirat serta izinkanlah ia kekal di syurgaMu” . tangisan hujan berkecamuk
bersama tangisannya.
Lain dengan sahabatnya
yang satu ini lebih menyimpan amarahnya
di dalam hati, hatinya panas dan terluka, kata-kata kasar itu tak pernah ia
dengar dari sahabatnya itu . “Mungkin itu kata hatinya selama ini, tapi apa ia
tak memikirkan perasaanku, kalau aku egois dari dulu pasti kutinggalkan niatku
untuk menegurnya dan mengajaknya kebaikan, lagian apa gunanya buatku, toohhh
dia juga gak pernah berfikir sejauh itu , masa bodo’ , sekarang terserah dia
mau ngapain kek, gak sholat kek, atau ngapain aja terserah, ” semua kesal ia luapkan diatas kasurnya . Beberapa
menit kemudian semuanya hening hujan
mulai turun dengan derasnya . Menyapu semua pikiran buruk dirinya . Allah telah
melunakkan hatinya sekali lagi , hatinya yang perih kini mulai lirih. Lalu perlahan
ia berfikir jernih . “ Apa aku salah dalam penyampaian, mungkin aku kurang
sabar hari ini, bukankah aku sudah tau bagaimana perjuangan dakwah Rasul,
bukankah aku tau sakitnya penderitaan Beliau yang lebih melebihi perih hatiku,
lalu kenapa aku hanya memikirkan diriku lantas tega aku biarkan sahabatku terjerumus dalam dosanya. Ya Rabb..... ia
sahabatku Ya Allah... , tegakah aku membiarkan dia menjauhi cintaMu,sedangkan
aku menyayanginya karenaMu, lembutkan hatiku dan hatinya, kuatkan aku agar
terus berusaha mengajaknya dalam kebaikan. Maafkanlah segala dosa-dosanya Ya
Allah.... sungguh aku telah memaafkannya dengan tulus dan ikhlas. Beri ia hidayah dan selalu dalam rahmat,
ridho dan cintaMu , kekalkan ia sahabatku di SyurgaMu....” . Dan seperti
hal yang sama , tangisan hujan
berkecamuk bersama tangisannya.
Pertengkaran mana
yang lebih dasyat dari dua wanita bersahabat. Karena sedikit saja perasaannya
tersakiti akan panjang ceritanya. Dan akan rumit mungkin . Namun mungkin kita
pernah menjadi salah satu dari keduanya atau pernah menjadi keduanya. Namun kita tak pernah tau ia yang menyebalkan
bagi kita menyimpan do’a yang sangat
indah . Ia yang mungkin kala itu kita
benci menyimpan do’a yang sangat istimewa. Betapa indahnya ukhuwah yang
dirangkul dengan yang namanya cinta. Cinta karena Rabbnya. Cinta yang mengantarkan sesuatu berubah dari
sulit menjadi sangat mudah.
Dalam bersahat atau berteman, tak mungkin tak pernah
mengalami gesekan-gesekan . dari sebuah perdebatan panjang atau dengan hati
yang dendam. Justru ia yang sering bertatap muka lebih sering menggoreskan luka
. lebih menjengkelkan, lebih seperti sok
perhatian, selalu suka mengurusi urusan orang lain atau yang lainnya yang
membuat kita geram. Namun sesulit apapun ego ini menentang jaga dia, dia adalah sahabat terbaikmu yang
selalu mencegahmu dekat dengan kemaksiatan, selalu melarangmu terjerumus pada
kesesatan. Ia takkan pernah ridho engkau lari dari cinta Allah. Seperti halnya
ketika ketika engkau berjalan di sebuah pegunungan kemudian ada seseorang memberitahukanmmu
bahwa di jalan sana ada bahaya, dijalan
sana ada pencuri maka ambilah jalan sana meski jalannya sangatlah curam, pasti
engkau akan lebih hati-hati dan terselamatkan. Lain halnya ketika tidak ada seseorang
yang memperingatkanmu atau malah membiarkanmu berjalan tanpa tau adanya bahaya
itu. Pasti engkau tidak akan pernah berhati-hati dan mungkin tidak terselamatkan.
Ia ia sahabatmu yang selalu memperingatkanmu atas segala macam bahaya dunia
adalah sahabat terbaikmu, bukan yang selalu mengajakmu bersenang-senang tanpa
tau adanya bahaya dan selalu membisikimu “bahwa hidup hanya sekali maka nikmatilah” . Dengan
cintanya ia balas dengan do’a.
Begitu pun engkau yang selalu mengajak orang lain dalam
kebaikan lalu engkau tiba-tiba menyerah
ketika sahabatmu tak sengaja menyakitimu .Tak pernah kau tau mungkin do’anya
yang dikabulkan oleh Allah ﷻ agar engkau termasuk
penghuni syurga. Lalu apakah engkau
menyerah atas perasaanmu begitu saja. Dan menelantarkan kewajibanmu. Bukankah engkau
tau dalam sebuah hadits menyatakan “ Iman
seseorang itu belum sempurna sebelum ia mencintai saudara seperti mencintai
dirinya sendiri”. Lalu jika begitu apakah engkau rela ia tak masuk syurga
bersamamu, atau apakah engkau benar-benar yakin bahwa syurga tempat terakhirmu.
Lalu kenapa engkau mundur. Jadilah sebijaksana abu bakar dalam segala
permasalahan, setangguh umar dalam memberantas kejahatan, selembut usman dalam memberikan
kata maaf, dan setegar ali dalam segala kepayahan. Belajar banyak dari kisah
manusia termulia Nabi Muhammad yang mengorbankan segala yang
ia miliki untuk umatnya, segala penderitaan pun ia jalani untuk kebesaran
agamanya, dan bagaimana perjuangan para
sahabat dan ulama-ulama terdahulu. Engkau pilar-pilar itu maka lanjutkan dengan
sayapmu yang lebar kawan. Karna Allah ﷻ melihat
sebuah proses yang engkau usahakan. Lillah, fillah, ma’a Allah, ila Allah,
mengharap cintaNya mendekapamu dimanapun berada.
Komentar
Posting Komentar