Menggali Sejarah Kejayaan Islam
Menggali Sejarah Kejayaan Islam
Sejarah,
sebuah pelajaran yang sudah menjadi mindset kebanyak orang adalah sebuah
pelajaran yang sangat membosankan, menjenuhkan bahkan sangat tragis membuat
mata-mata yang tadinya membelalak menjadi
lemas dan bergelimpangan. Padahal bukankah kita tahu bahwa sepertiga
Al-Qur-an adalah kisah-kisah?. Yang
menggambarkan bahwa ilmu sejarah amatlah penting bagi manusia. Di
dalamnya terdapatlah motivasi, peringatan , dan hikmah, yang kita ambil menjadi
bekal dalam menelusuri kehidupan. Apalagi
sebab yang menjadikan ilmu sejarah penting bagi kita?. Pertama, kita harus tau
bahwa kejayaan itu membutuhkan sebuah proses, maka belajar sejarah berarti
belajar menggali kembali kejayaan itu. Mengetahui prosesnya dan menjadi bagian dalam pembangunan kejayaan
itu. Kedua, benar-benar mengetahui sumber mutlak sejarah agar terhindar dari
manipulasi sejarah, kesalahan mengintrepertasi sejarah Islam juga mendistorsi
ajaran Islam . inilah bahayanya ketika
kita tak mengerti sejarah dan membiarkan agama lain yang membuat sejarah itu,
mengotak-atiknya, mengubahnya seakan benar adanya. Dari sejarah kita mengenal
peradaban. Kata-katanya mengolah tangan untuk bertindak. Konsepnya mengolah
raga untuk bergerak. Pemikirannya mengolah jiwa untuk beranjak. Dan hasil
peradabannya mengolah jiwa yang tadinya merangkak menjadi seperti mata elang
yang tajam dan terbelalak.
Rasanya
tidak adil jika menjudge ilmu sejarah menjadi ilmu yang sangat menyiksa
mata dan membingungkan karna harus
menghafal nama-nama aneh juga angka-angka saat duduk di sekolah dasar,
SMP, maupun SMA. Karna sejarah Islam sebenarnya sejarah yang sangat
mengagumkan. Terbayang bagaimana seorang Nabi yang Agung menyebarkan agama
Islam hampir diseluruh pelosok bumi
dalam kurun waktu yang sangat cepat. Berkembang sebuah peradaan Islam yang
sangat kuat. Tersebarlah kebenaran,
keilmuan, kenyamanan di setiap kota yang
tersinari dengan cahayanya. Terbukti dengan peradabannya yang menyebar dan masih mengembara di setiap sudut jiwa pengikutnya. Dengan
Wahyu Allah itulah keilmuan Islam berkembang. Dan dengan keilmuan itulah
peradaban serta kejayaan Islam menggelora mengalahkan dan meluluhlantakan dua
peradaban besar di kala itu yaitu Roma dan Persia. Kejayaan ini dengan segala
keilmuan hebatnya serta penemuan-penemuan ilmiahnya membuat bangsa Arab,
menjadi bangsa yang disegani bahkan
bahasanya menjadi bahasa dunia saat itu. Yang menjadi rujukan ilmu dari
segala golangan dan bangsa yang ada. Maka tak heran bangsa Eropa ketika itu
sangat bangga dan takjub dengan peradaban ini. Jika dilihat dari sejarah bangsa
Eropa mereka para pemmimpin bangsanya mempunyai baju kebanggan yang serupa dengan para ulama-ulama Islam
yang mereka kenal baju itu dengan sebutan mozarabic karena takjubnya dengan keilmuan ulama-ulama
Islam yang mencakup segala aspek.
Namun
di lain sisi. Pemikiran-pemikiran pun dirancang dengan sedemikian eloknya untuk
menghancurkan peradaban ini. sudah terabadikan sifat mereka dalam Al-Qur an
yang tertulis, mereka Yahudi dan Nasrani selamanya takkan pernah rela hingga umat
Islam masuk dalam agama merekaa. Mereka mengingkan Umat Islam menjadi umat yang
lemah agar mereka dengan mudah menguasainya. Maka disusunlah rencana-rencana
pertempuran. Perang Salib beberapa kali tak mampu menjeblos keilmuan mereka dan
kejayaan umat ini. maka mereka mulai dengan senjata lain yang dimulai dengan
mengambil ilmu sebanyak-banyaknya dari ulama mereka. memformulasikannya menjadi pendidikan mereka .
Dengan memajukan bangsanya dengan
keilmuan yang mereka ambill dari ulama-ulama Islam. Memperbanyak kelas menegah
yang terdidik agar terjadinya generasi-generasi pencipta tatanan dunia baru.
yang mereka sebut dengan Rebird, atau
Reneizone atau Reneisains.
Awal
mula keterpurukan mereka sebelum ilmu pengetahuan melimpah yang mereka curi
dari ulama-ulama Islam. Bangsa Eropa mengalami masa kekuasaan yang sangat
pahit. Yaitu masa dimana gereja merupakan pusat segala kekuasaan, pemerintahan
dan inti ilmu pengetahuan. Disinilah segala macam penyiksaan terjadi,
kebiadaban yang diatas namakan untuk Tuhan mereka dan segala bentuk kegiatan
yang semata-mata untuk kepentingan gereja dan pengurusnya. Membuat ilmu
pengetahuan tak berkembang disana akan segala pemikiraan-pemikiran baru harus
atas izin Paus, dan jika tak mendapatkan izin dari Paus, tidaklah boleh
disebarkannya pemikiran itu. Seperti seorang ilmuan Galileo yang mencetuskan pemikiran bahwa matahari
adalah pusat tata surya. Yang pemikiran ini ditolak oleh Sang Paus dan
menghukumnya dengan hukuman mati jika ia tidak bertobat dan menarik
pemikiran-pemikirannya. Maka galileo lebih memilih bertaubat sebelum nyawanya hilang di tiang gantungan dan segala
penyiksaan. Atas paradigma ini yang berawal dari (Teosentrisme) yang
menjadikan gereja sebagai pusat ilmu
pengetahuan menjadi (Antroposentrisme) yaitu segala pemikiran yang bersumber
dari ilmu pengetahuan. Sebab banyak terjadi protes dan penolakan terhadap
gereja. Rakyat yang banyak menolak gereja bekerja sama dengan pemerintah untuk
melawan gereja yang menyebabkan gereja memiliki posisi yanng lemah. Maka
munculah paham baru yang menalak agama mengurusi pemerintahan yang disebut
(sekulerisme) paham yang menyingkirkan aspek agama dalam kekuasaan pemerintahan
dan keilmuan. Melarang penganut agama nasrani untuk beribadah di luar selain
gereja dan berkuasa di luar selain gereja. Dan banyak muncul paham-paham baru
yang lain. Lalu munculah Revolusi besar dalam peradaban mereka yang dimunculkan
dengan Revolusi Prancis dan meledaknya ekonomi Eropa yaitu Revolusi Inggris
ditandai dengan Revolusi Industri.
Pada
zaman Era Revolusi ini, Bangsa-bangsa Eropa yang banyak mengelola industri
mereka membutuhkan banyak sumber daya
yang digunakan untuk kebutuhan mereka maka pergilah mereka ke
negara-negara lain untuk memenuhi
kebutuhan mereka, menjajah serta mengeruk semua
yang bisa mereka ambil. Penjajahan meraja rela dimana-mana. Tidak
terkecuali Indonesia yang sebelumnya sebenarnya sempat berkembangnya keilmuan
di negara ini. Banyak muncul ulama-ulama bertaraf internasional seperti Syeikh
Nawawi Al-Bantani dari Banten. Syeikh Yasin Al-Fadangi dari padang, Syeikh
Mahmud At-Tirmasi dari Pacitan dan yang lainnya. Munculnya ulama-ulama besar ini menandakan
situasi kondusif dalam kancah keilmuan di Indonesia. Menyebarnya
pesantren-pesantren yang menjadi cikal-bakal ulama-ulama.
Namun
berakhir ketika kolonial penjajah datang
dan mengucilkan mereka dan membuka pemikiran baru untuk rakyat Indonesia. Pendidikan ala
sekuler milik mereka mulai disebarkan ke berbagai penjuru negara jajahan. Berbagai perlawanan ditempuh yang menjadi
tokoh hebatnya adalah ulama-ulama serta para santri yang mengumandangkan
jihadnya. Para penjajahan kewelahan dengan perlawanan atas nama tauhid ini.
jalur lain pun ditempuh seperti politik etis, dan jalur pemikiran-pemikiran
liberal mereka. Mereka menyadari bahwa pertempuran akan merugikan pihak
penjajahan dan yang lebih penting bagi mereka adalah bagaimana umat Islam
tunduk dengan kekuasan mereka. maka jalur pemikiran, doktrin, pendidikan mereka
bangun sekuat-kuatnya. Mendirikan perguruan-perguruan tinggi untuk mendukung
cita-cita mereka. seperti THS(Thecniche Buchaire School) yang dikenal sekrang ITB. Sekolah Dokter Jawa,
dan yang lainnya. Dan dari sana munculnya tokoh—tokoh Orientalis, Nasionalis.
Yang mendukung paham sekuler berkembang di Indonesia seperti Soekarno.
Kepenulisan sejarah yang terabaikan.
kepenulis
sejarah yang terabaikan tentang perkembangan sejarahnya oleh rakyat Indonesia,
diambil alih oleh bangsa lain yang memusatkan risetnya sejarahnya untuk
kepentingan-kepentingan mereka. seperti Thomas Stanford Rafless yang menulis
History of Java. Willam yang membuat buku sejarah yang berjudul History of
sumatra dan masih banyak yang lain yang tujuan mereka adalah untuk mengubah
cara pandang rakyat Indonesia tentang asal-usul negaranya sendiri dan
memojokkan agama Islam, meninggikan budaya-budaya Hindu serta menjadi pusat
kajian mereka menjadi sumber ilmu sejarah Indonesia. Maka penulisan sejarah
oleh mereka sangat berdampak bagi pola pikir bangsa Indonesia.
Efek
sekulerisasi ini adalah menjadikan segala sesuatu menjadi materialis, anti
agama , mengintervensi kejadian tanpa adanya campur tangan Tuhan, dan
menihilkan segala bentuk cerita-cerita kenabian. Efek yang menjadi racun bagi
umat Islam sendiri. Buku-buku yang banyak beredar di tingkat skolah dasar atau
SMP dan SMP, adalah buku-buku sejarah yang tidak memiliki visi didalamnya.
Menjadikan para murid tak pernah bergairah untuk mempelajari sejarah, tidak
memiliki idiologis, menceritakan banyak kegagalan Islam yang seharusnya fungsi
mempelajari sejarah adalah membangkitkan semangat atau ruhul jihad seorang
muslim. Karna bangsa pemenang tak pernahmenceritakan kekalahannya tapi
menceritakan keberhasilannya meski sedikit. Karna sejarah merukapan motivasi
terbesar dalam mengembalikkan dan meninggikan peradaban.
“Sejarah
itu akan terulang, hanya tokohnya yang berganti, selanjutnya kita yang memilih,
apakah kita memilih menjadi tokoh itu atau tidak”
-Avnie suhayla-
Komentar
Posting Komentar