filsafat Islam حب الحكمة

Tugas Sekolah Sejarah dan Peradaban Islam
12-Des-2015
APA ITU  FILSAFAT ISLAM?
FILSAFAT, Satu jenis ilmu yang akhir-akhir ini sangat mengundang kontroversi karena terkenal kesesesatannya. Karena  terpengaruh banyak dari budaya barat. Dengan segala pemikiran-pemikiran libelarnya dan khas sekulernya. Menjadikan seseorang yang mengetahui perkembangan ilmu-ilmu ini, baru-baru ini merasa harus menghindarinya sebelum terperosok ke dalam jurang pemikiran yang liberal. Banyak yang mempelajari filsafat etika lantas tak memiliki etika, meninggikan transgender, LGBT dsb. Ada yang mempelajari filsafat Yunani kuno malah kebingungan bahkan ada  yang keluar dari agama Islamnya. Namun apakah cabang keilmuan filsafat sudah sesat dari dahulu?. Mari kita telaah asal kata bahasa dari Filsafat. Dibagi menjadi dua kata, filo yang artinya cinta dan sofia yang artinya hikmah, kebijaksanan, dan kebenaran. Jadi secara bahasa ilmu filsafat ini berarti mencintai kebenaran, hikmah juga kebijaksanaan. Dalam unsur makna tak ada yang salah, tapi bagaimana prakteknya sekarang?. Terasa sangat menyimpang dari asal kata tersebut. Kebanyakan ilmu Filsafat yang ada sekarang adalah kembangan dari pemikiran-pemikiran barat dalam merusak generasi-generasi yang ada. Menjauhkannya dari agama, memikirkan seolah-olah filsafat ilmu yang sangat ilmiah serta objektif. Serta menyisipkan rasa kebanggan terhadap keilmuan barat. Semakin Ilmu menjauhi agama maka semakin sesat pula dirinya.
Lebih baik kita kaji lebih dalam, tentang asal dari Filsafat ini. Filsafat memang diambil dari Ilmuan Yunani yang mereka ambil keilmuan ini dari hikmah-hikmah yang tersebar di mesir. Ada yang mengatakan asal ilmu mereka dari Lukman Al-Hakim yang namanya tercantum di dalam Al-Qur an seorang Alim dan Hakim juga dari para nabi yang diutus Allah ke muka bumi. Yang intinya ilmu itu datang dari Allah yang Maha Mengetahui. Dari para Ilmuan Yunani ini seperti Aristoteles, Socrates, Neoplatonisme, Stoick dll yang mengkritim Atom namun tak menemukan pendapat yang jelas. Lalu di kaji ulang oleh Ilmuan Islam. Para Ilmuan Islamlah yang sebenarnya benar-benar mengkaji keilmuan itu, tentuanya dengan prinsip dasar Agama yang sangat kuat mengakar dalam sanubari mereka. Al-Qur’an yang kokoh, hadits-hadits yang sangat menggandrungi sanubari mereka. Takkan pernah membuat seorang Alim Ulama tersesat dari ilmu yang mereka ambil dari Ilmuan Yunani. Dengan ini lahirlah Filsafat Islam yang sebenarnya membedakan dengan Filsafat Yunani. Dalam bahasa arab filsafat juga disebut dengan hikmah. Maka tak ada salahnya sebenarnya kita mempelajari hikmah bahkan penting sebenarya  juga mempelajarinya asal tak keluar dari jalur syariat yang ada.
Fakhruddin Ar-Razi, begitulah sebutan masyarakat padanya. Sebagai  seorang kebanggan (Fakhr) agama (ad-diin). Nama aslinya adalah Muhammad. Bagaiamana tidak,  ia adalah seorang Ulama besar yang sedari kecil menghafal Al-Qur an, ribuan hadits, mengerti ilmu-ilmu syariah serta cabang-cabangnya. Bahkan juga beliau termasuk Ilmuan. Ratusan karya sangat menyejarahi warna peradaban Islam bahkan menjadi cikal dan adopsi dari perkembangan keilmuan barat. Karyanya sungguh sangat meluluhlantakkan keilmuan saat itu. Buku-bukunya tentang tafsir diterjemahkan bahkan perkata , bejilid-jilid dan berbukit-bukit. Tafsir tentang lafadz Basmallah saja beliau kumpulkan dalam 5 jilid buku, lalu bagaimana dengan tafsir 30 jus?. Karya luar biasa ini Menandakan kecerdasan otaknya, juga dalam ilmu yang lain  seperti ushul fiqh, hadits, dll. Juga dengan ilmu yang ia kembangkan seperti ilmu tentang hewan yang ia tulis dalam 9 jilid, juga matematika, fisika, dan ilmu alam lainnya yang berjilid-jilid dan menggunakan bahasa arab. Jangankan berbahasa arab terkadang kita dengan bahasa Indonesia saja belum tentu memahaminya. Jelas kecerdasan beliau diatas rata-rata manusia. Hingga banyak orang memujinya
 "وحيد في عصره و فريد في زمانه" .  “Hanya  ialah satu-satunya di masanya dan hanya ialah pada zamannya”. Seorang Ulama juga seorang Ilmuan. Yang jarang sekali ditemukan Ulama yang juga Ilmuan sampa saat ini. Jikapun ada mungkin hanya beberapa saja dan tak bisa menandingin karya-karya fenomenal beliau.
Pembagian Ilmu Filsafat Islam.
Pembagian Ilmu Filsafat Islam tebagi menjadi dua: pertama, fisafat teori (الحكمة النظرية). Yang kedua, Filsafat Praktek (الحكمة العملية)  . Dan masing-masing dibagi menjadi  tiga bagian. Filsafat Teori terbagi tiga, Ekonomi, Politik dan Etika. Lalu Ilmu Prakter dibagi tiga juga, Ilmu Pengetahuan Alam, Matematika, dan Metafisika.
Apa perbedaan Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan juga Metafisika. Jika Ipa adalah ilmu yang berkaitan dengan dengan hal-hal yang bersifat empiris seperti gaya gerak, magnet dll. Lalu Matematika adalah ilmu yang tidak harus dengan Empiris. Jika metafisika adalaah ilmu yang tidak ada unsur empiris.
Para ulama terdahulu juga mengembangkan Ilmu Mantiq atau logika, karna sebelum ilmu IPA, metafisika dan matematika ada, ilmu ini yang berperan penting dalam penyusunannya. Karna dengan Logika itu kita bisa memilah-milah suatu  proses dan suatu masalah serta mencari solusinya. Tentunya dengan terikat dengan Agama yang menjadi benteng dalam logika itu sendiri. Menurut Fakhruddin Ar-Razi, Ilmu Ipa adalah Ilmu rendah dan Ilmu tinggi adalah Ilmu Tafsir dan Ilmu syariat lainnya. Jadi sangat mudah baginya yang sudah mempelajari ilmu agama dengan sangat paham lalu mempelajari ilmu filsafat dan menekuninya. Jadi sungguh kasian bagi dia yang kurang cerdas mempelajari ilmu Al-Qur an serta Islam, ia akan merasa kesusahan karna ilmu yang dipelajarinya adalah ilmu yang berat. Meski banyak manfaat yang akan didapat. Tapi  sekarang ia yang cerdas yang sangat mencari ilmu pengetahuan alam, matematika, atau dll sehingga  kecerdasannya menurun karna yang dipelajari hanyalah berupa materi dan materi.
Kenapa ada ilmu filsafat ?. Bagaimana ilmu ini serasa penting dan dikaji oleh para ulama. Ilmu ini bermula karena adanya kebutuhan tentang ilmu pengetahuan yang menyangkut alam. Ilmu ini dikaji karena kebutuhan seseorang menyangkut bagaimana dan kenapa. Seperti salah seorang bertanya tentang apa itu waktu? Dan bagaimana waktu?. Sungguh seorang yang mempunyai kecerdasan lebih pasti akan mengkaji tentang waktu itu, yang mungkin menurut kita pertanyaan seperti itu adalah pertanyaan yang tidak penting. Karna ketidaktauan kitalah yang menganggap itu menjadi tidak penting. Padahal jelas Allah pernah bersumpah atas nama waktu dalam salah satu suratnya. Lalu apa itu waktu?. Di temukanlah rumus waktu pada saat itu yaitu waktu adalah perbandingan antara jarak dan kecepatan. Rumus inilah yang berkembang dalam ilmu fisika saat ini. yang manfaatnya sungguh besar dalam kehidupan kita dan berguna dalam perkembangan keilmuan. Lain lagi seperti api, apa itu api ?. Dijelaskan bahwa api dikatakan api ketika ia bisa membakar. Namun pertanyaannya adalah kenapa api tidak membakar Ibrahim?.  Suatu pertanyaan yang seakan menuju pada ketidakpercayaan atas kuasa Allah, tapi begitulah tumbuh pertanyaan-pertanyaan manusia. Dan ulama menjawab yang pertanyaan ini tak bisa dijawab oleh Ilmuan Yunani .  Bahwasanya kebiasaan api adalah membakar, namun ada kondisi dimana kebiasaan api tidak membakar. Seperti pada kisah nabi Ibrahim yang atas izin Allah Api itu tidak membakarnya tapi malah menjadi dingin. Yang sekarang ditemukan bahwa api bisa membakar ketika di dalamnya terdapat unsur oksigen. Begitulah contoh dari hadirnya filsafat sebagai kebutuhan pengetahuan manusia.
Apakah Ibnu Sina Syiah dan Ar-Razi Mu’tazilah?
Menanggapi tentang pendapat yang mengkafirkan Ibnu Sina sebagai seorang Syiah dan juga menanggapi tuduhan bahwa Fakhruddi Ar-Razi adalah  Mu’tazillah. Semakin dekat hari kepada hari kiamat semakin menyebarnya fitnah di mana-mana. Seorang  Ulama besar Ar-Razi di digelari sebagai Fakhruddin yaitu  kebanggaan Agama, ditudah sebagai seseorang yang mempunyai akidah mu’tazillah. Apakah ia benar?. Dari manakah dan siapakah tuduhan itu muncul?. Bagaimana seorang ulama besar yang benar-benar memahami agama dengan pemahaman yang benar,  seorang mufasir, ‘Alim. Yang bukunya menjadi rujukan para ulama. Menjadi guru dari para ulama-ulama sesudahnya. Seorang ulama asal Banten Syeikh An-Nawawi Al Bantany ,yang kabarnya beliau adalah seorang imam masjid mekkah, mempunyai buku yang rujukannya 70% dari Fakhruddin Ar-razi. Juga banyak ulama-ulama lain yang menimba ilmu dengan beliau.  Sungguh pernyataan yang mengangap Ar-Razi seorang mu’taziliy adalah salah. Dan harus dipertanggung jawabkan atas tuduhan tersebut.
Lalu apakah Ibn Sina  adalah syiah?. Ayah beliau adalah seorang syiah tapi apakah lantas anaknya juga?. Yang tentu Ibnu Sina mengerti banyak dengan agamanya. Siapa yang mengkafirkan Ibnu Sina?. Imam Gazali mempunyai alasan tertentu kenapa ia mengkafirkan Ibnu Sina yang pendapat ini pun tidak disetujui oleh ulama yang lain. Ada tiga pemikiran Ibnu Sina yang merupakan cikal-bakal pengkafiran ini. Yang salah satunya adalah perkataan Ibnu Sina bahwa: Alam ini Azali, yang azali artinya tidak bermula sedangkkan baqa’ artinya tidak berakhir. Pernyataan bahwa alam ini Azali, yang merupakan tidak bermula, diartikan oleh Imam Gazali bahwa alam ini tidakklah diciptakan oleh yang Maha Kuasa yaitu Allah. Yang diartikan berbeda oleh ulama yang lain misalnya Fakhruddin Ar-razi dan Ibnu Rusyd seorang Hakim juga Qaadi yang sangat mengerti Syariah bahwa, pemahaman ini maksudnya adalah Alam ini tidak bermula, karna Allah itu lebih dulu ada dari Alam. Dan Allahlah yang menciptakan alam ini. Maka menurut  Imam Gozali pernyataan ini merupakan kesalahan terhadap akidah Tapi menurut ulama lain seperti Ibnu Rusyd dan Ar-Razi tidak melanggar syariat. Padahal kita tau bahwa tidak mungkin seorang Hakim dan Qaadi membenarkan ajaran yang memang sesat adanya.
Dan jika pun terbukti dalam sejarah bahwa Ibnu Sina adalah Syiah  karena tidak terdapat dalam buku-buku karangannnya ada hal-hal yang menyeleweng dari syariat. Jika pun benar beliau syiah, apakah kita tidak boleh mengambil Ilmu dari beliau yang sudah banyak sekali menuliskan ilmu-ilmu tentang hewan, kedokteran, kimia, fisika, biologi dll. Jikalau memang anda menentangnya akan lebih baik anda tidaklah perlu belajar pelajaran itu zaman ini, karna pengarang-pengarangnya adalah orang kafir. Itu lebih baik bagi anda. Apakah dengan melihat ilmu itu berasal dari kafir, lantas kita tinggalkan dan merasa sangat cukup dengan ilmu-ilmu seadanya. Tentu tidak. Asal ilmu itu tidak melanggar syariat sedangkan ilmu itu perlu untuk dipelajari dan menjadi kebutuhan kita.
Inilah awal mula kemunduran keilmuan-kelmuan Islam . Sekelompok Orientalis menyebarkan isu-isu permusuhan serta pemikiran –pemikiran yang membuat umat Islam mejauh dari tradisi keilmuan mereka dan keras terhadap agamanya. Sehingga agama lain memanfaatkan kesempatan ini, lalu mencuri keilmuan yang diwariskan oleh ilmuan-ilmuan Islam, mengembangkannya, dan jadilah mereka berkuasa dibidang teknologi dan perindustrian yang awal mulanya dipegang oleh keilmuan Muslim. Inilah yang membuat kita tak mengalami kemajuan ketika orang yang besar, benar-benar ‘Alim dianggap kecil, tapi ulama kecil dianggap sebagai ulama besar padahal sedikitnya ilmu dan hanya besarnya pencitraan.
Benar sekali dengan apa yang diungkapkan oleh ustad Adnin Armas seorang Doktor yang menggeluti di bidang Filsafat Islam “Jangalah ketidaktahuan kita menjadi dasar ketidaksukaan kita, dan ketidaksukaan kita menjauhi kita berlaku adil, padahal umat islam adalah umat yang adil. Suka dan tidaklah suka terhadap sesuatu atau seorang haruslah atas dasar pengetahuan. Karna sangat lucu ketika ketidakpahaman seseorang menjadi tameng banginya untuk menyukai sesuatu yang belum diketahuinya”.   
Mempelajari Filsafat memang membutuhkn waktu yang lama, karna memperdalaminya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun sebelum mempelajarinya semestinya ada  yang harus kita siapakan terlebih dahulu yaitu penjagaan dan pemahaman agama yang benar agar tidak terjerumus dalam filsafat yang banyak sekali diubah oleh kaum orientalis. Yang diharapkan adalah ketika  selesai mempelajarinya  kita menjadi lebih sadar akan tradisi keilmuan yang sempat dulu terabaikan. Lalu tugas kita sekarang adalah menyiapkan generasi terbaik dari orang-orang terbaik demi menyongsong kembali kejayaan Islam. Karna  tidak bisa dipungkiri belum saatnya Umat Islam mewarnai dunia untuk saat ini karna terlalu parah kerusakan-kerusakan yang terjadi dalam umat ini. Optimis dan membutuhkan pengorbanan serta niat yang tulus untuk membangun kesadaran ini. Yaa KESADARAN, bahwa umat ini harus mengobati lukanya dengan mendekati ajaran agamanya. Sadar akan budaya keilmuannya. Dan tidak  terlena dengan siasat musuh-musuh Islam yang senantiasa menggelayutinya.
‘Bahaya terbesar adalah ketika kita tak mengetahui akan bahaya itu’

  

Komentar

Postingan Populer