Maaf... aku telah salah menilaimu ( islamic worldview 2)

 

Maaf......Aku telah salah menilaimu



Rasanya tidak adil jika kita melihat langit itu kuning karena lensa mata kita yang kuning. Atau rasanya tidak benar mengatakan bunga nan indah itu hitam karena lensa kita berwarna hitam. Atau kita mengatakan dunia itu hanya hitam dan putih karena ternyata kita menderita rabun warna, hingga apa yang ada dalam sudut pandang kita berbeda dengan sudut pandang orang lain. Begitu pula Islam. Bagaimana kita memandanganya?. Rasanya sungguh kita adil jika mengatakan Islam sebagai agama yang anarkhis karena melihat bahwa banyak peperangan dalam sejarah Islam. Rasanya kita kurang bijak jika kita menganggap agama Islam agama yang kotor ketika melihat Islam dari sudut pandang wilayah tertentu yang kumuh. Mawar yang indah bisa berubah citra ketika kita melihat dengan lensa yang gelap dan kotor. Namun cacing bisa begitu lucu jika kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Lalu bagaimana kita melihat Islam. Dan kuncinya ada pada kaca mata kita, dan bagaimana kita memandangnya. Itulah Islamic worldview , memandang dunia dalam prespektif Islam. Sehingga kita bisa memandang Islam dengan adil, melihat segala keindahan syariatnya. Mengetahui apa larangannya dan hikmah di baliknya. 

Memang beginilah yang disebut agama, (dayn) hutang yang harus di selesaikan, hingga ia menjadi syariat dalam sebuah tempat ( madinah) dan membangun peradaban ( tamaddun). Layaknya seorang buruh yang bekerja pada bosnya. Jika kita menginginkan gaji yang banyak maka lakukan pekerjaan itu dengan profesional. Begitu pula agama, jika kita menginginkan balasan syurga yang begitu indah tentu dengan mahal kita membayarkannya, harta bahkan jiwa lillahi ta’ala. Lalu bagaiman bisa seseorang beranggapan tidak perlu terlalu agamis yang penting beragama Islam, padahal setiap harinya ia jika mengingkan gaji yang penuh dan tambahan maka ia bekerja dengan sangat giat. Dan pula ia takut dikenakan sangsi.

Untuk memahami seberapa penting kita untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa, terlebih dahulu kita harus mengetahui keistimewaan dari agama Islam. Hingga kita memiliki rasa bangga  terhadapnya. Pertama, bahwa agama Islamlah agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah. kita perlu tahu bahwa Islam mengajarkan segala hal tentang kehidupan manusia, etika dan adab yang baik dari tidur hingga masalah kamar mandi. Bagaimana menjadi rakyat  dan bagaimana menjadi pemimpin. Bukan berarti Islam mengukung tingkah manusia, namun jelas karena Islam sudah sempurna sebagai sebuah pedoman hidup hingga tak ada alasan manusia untuk tersesat dari jalannya. Terlebih bahwa Islam adalah agama yang diridhoi Allah Jalla Jalaaluh. 

Kedua, Islam adalah agama wahyu. Berbeda dengan agama yang lainnya, nama Islam berasal dari wahyu Allah ( Ali-imran: 85). Nama dan konsep Tuhan juga berasal dari wahyu (Muhammad :19). Tata cara ibadah juga berdasarkan wahyu ( sunnah ). Islam memiliki model hidup. Dan Islam merupakan agama fitrah hingga Islam tak pernah bertentangan dengan akal manusia. Ajarannya tentu baik untuk manusia.   

Ketiga, agama Islam  bukan agama budaya. Prof. Huston Smith mengatakan  “Christianity is “ historical religion” it is founded not in abstract principles, but in concrete events, actual historical happenings. I.J Satyabudi dalam bukunya kontroversi Nama Allah menyebutkan bahwa ditemuakannya perbedaan kata-kata sebanyak 50.000 -300.000 dalam setiap perjanjian baru dari tahun- ke tahun yang diteliti dari manuskrip yang terlama. Begitu pula Yahudi, tahun 1937 rabi-rabi Yahudi Amerika sepakat mendefinisikan “Judaism is the historical religious experience of the jewish people “ ( Judaisme adalah pengalaman keagamaan sejarah bangsa Yahudi) {Pikington, Judaism, (london: horder Headline ltd,2003) hal.7}.  

Dalam sejarah, Barat mempunyai trauma yang pahit dengan agamanya yaitu kristen. Ketika itu para Ilmuan tertekan karena pihak gerejalah yang menentukan segala hal. Kekuasaan yang tertinggi berada pada Paus yang dipercayai dirasuki oleh arwah Tuhan/ wakil Tuhan. Hingga  para Ilmuan Barat merasakan tekanan dan hambatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Hingga munculah reneisains yang membebaskan ilmu pengetahuan dengan agama mereka. Karena  mereka menganggap pengetahuan tidak akan berkembang jika bersama agama.  Seorang Ilmuan yang sangat terkenal, Albert Einstein tampaknya seseorang yang trauma akan hal ini hingga ia mengatakan “ I cannot imagine a God who rewards  and punishes the objects of his creation,  whose purpose are modeled after our own a God, in short,  who is but a reflection  of human fraility. Neither can I believe that the individual survives the death of his body, although feeble souls harbour such thougts trough fear or ridiculous egoitisms”. Menuhankan manusia atau memanusiawikan Tuhan. lantas memisahkan ilmu pengetahuan dari agama juga dari aspek lainnya seperti sosial, politik dll.

Maka wajarlah jika ilmu pengetahuan yang kita kenal sekarang adalah ilmu pengetahuan sekuler. Sehingga apa yang diciptakan Tuhan ketika memasuki kawasan sains tidak ada hubungan lagi. Inilah yang menyebabkan di Barat muncul kaum fundamentalis, radikal, moderat. namun parahnya akhir-akhir ini, konsep ini dimasukkan dalam agama selainnya. Termasuk Islam, hingga timbul Islam Radikal, Islam moderat dll. Yang sebenarnya tak ada dalam ajaran agama Islam.   

Baiknya kita memeriksa terlebih dahulu cara pandang kita. Apakah sudah memandang dalam sudut pandang Islamic worldview?. Dan hanya diri kita yang mengetahuinya. Jika belum tanyakan pada diri kita. Apa sebabnya?. Apa karena kurangnya pemahaman tentang agama  atau karena lingkungan yang memaksa seperti itu. Ada banyak sebab namun sebab  utamanya adalah kurangnya ilmu tentang agama Islam itu sendiri, hingga terkadang mawar yang terlihat hanya duri. Atau bunga bangkai yang terlihat hanya rupa tanpa rasa dan bau. 

Tanyalah pada hati. Bagaimana tentang akhlak, bagaimana tentang kecondongan diri, menyukai kebaikan atau membencinya. Bisa jadi ia hati yang sakit karena dengan terperdaya akan halusnya tipu daya setan. Atau hati yang keruh serta terombang-ambing hingga tak jelas memihak sesuatu.

Berulang kali Allah menyuruh kita melihat langit dengan segala hiasan terindah di dalamnya. Bintang-bintang, galaksi, bulan. Yang membuat kita terkagum karenanya. Membuat kita menyadari bahwa tak ada sosok manusia pun yang bisa membuatnya. Inilah tujuan Allah menciptakan Alam. Ayat-ayat kauniyah-Nya menggambarkan kekuasaan dirinya. Hingga dalam hati kita berkata, “Ya Rabb apa yang Kau ciptakan tidaklah sia-sia“. Untuk itulah Allah menyuruh kita membaca alam, karna dengan itulah kita mengenal-Nya. Dalam Islam mempelajari Sains berarti mentadabburi ayat-ayat-Nya. Menambah keimanan sejati bahwa mahkluk sekecil lalat pun sungguh berarti dan dengan teknologi secanggih manapun tak ada yang bisa membuatnya. 

Akan timbul kebahagian bagi para pemeluknnya yang taat, meski kadang tak berlimpah dengan  materi. Namun ketika Iman di dada terasa menyejukkan itu cukup baginya. Ada harapan kebahagaian dalam hati sehingga ia tak putus asa akan rahmat Allah yang begitu luas. Namun seseorang yang tak memiliki iman, kita lihat ia adalah seseorang yang berlimpah materi namun ia lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Sungguh jelas tak tampak kebahagiaan dalam dirinya. Dengan inilah kita berbahagia, berada dalam jalan-Nya, mencari setiap inci kasih-sayang-Nya. Menuju ridho-Nya, meninggikan kalimat-Nya dalam setiap pergerakan yang ada. 

Jika  bukan Islam seperti ini yang kita rasakan, mungkin sudut pandang kita tak melihatnya seindah itu. ada sesuatu yang perlu diperbaiki.  Berusahalah untuk memahaminya agar kita memandang sebagaimana mestinya.

Avnie suhayla

(Resume materi “ Islamic worldview : Agama , manusia , alam oleh Dr. Hneri Shalahuddin)

#SSPIIntermediet class

Komentar

Postingan Populer