Bacalah....Mungkin dirimu Sosok yang dirindukan

Bacalah......... Mungkin Dirimu Sosok yang Dirindukan

 

Wahai engkau yang sedang dirindukan. Para pembangun peradaban. Pengokoh pilar-pilar yang rapuh. Pendiri bangunan yang tlah hilang. Tak sadarkah dirimu tlah lama dirindukan. Langkah-langkahmu yang tak gentar. Lisan-lisanmu yang bijak dan penuh hikmah membela kebenaran. Penamu yang tlah lama mengering menungggu tinta peradaban. Sedang apa dirimu hari ini?.  Apa yang kau persiapkan hari ini untuk menghadapi derasnya fitnah hari esok?. Apa yang kau usahakan hari ini untuk menjadi seseorang di hari esok?. Wahai engkau yang dirindukan, ada banyak pengharapan di sandarkan padamu. Wahai pemilik raga yang kokoh, pemikiran yang tajam, hati yang terbebas dari selain penghambaan terhadap-Nya. Islam....... merindukan perjuanganmu.

Tak sadarkan tlah banyak fitnah menimpa agamamu, negaramu, bangsamu. Dan masihkah kau mencintainya?. Dirimulah ‘Qaumun ‘Amaliyyun’ kelompok yang selalu bekerja. Mencita-cita sebuah kebaikan yang besar, keadilan yang menyebar dan masyarakat yang sadar. Kembalikanlah bangunan yang hilang itu. Karna tulisanku ini hanya bermaksud membangunkan singa yang tertidur, beruang yang terlelap. Sungguh pendahulumu mengharap darimu sebuah perjuangan seperti layaknya perjuangan mereka.

Tapi apa yang kau lakukan untuk mewujudkannya. Sudahkan kau lalap habis buku-buku seperti halnya para pendahulumu yang sangat tamak pada ilmu. Sangat lapar dengan buku-buku yang tertata. Sangat antusias dengan majlis ilmu. Sangat bergembira dengan nasihat-nasihat. Sudahkah kau meresapi makna Al-Qur’an dalam setiap senti hikmah dan hidayahnya. 

Wahai diri!! Malukah dirimu ketika Tuhanmu memberikan peringatan pada awal surat Al-Anbiya’ padamu: “ Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia) berpaling dari akhirat. Setiap diturunkan pada mereka aayat-ayat yang baru dari Tuhan, mereka mendengarkannya sambil bermain-main”.  Sampai titik dimana kepuasamu melahap film-film kesukaanmu hingga melupakan waktumu, sampai kapan dirimu puas menjajahi seluruh tempat permainan tanpa mengambil sedikitpun hikmah di baliknya, lalu sampai kapan dirimu melakukan hal yang tak berguna untuk duniamu dan akhiratmu. Wahai diri! Takkan kembali waktumu, dan takkan berulang usiamu.  Lalu..... kembalikan bangunan yang tlah hilang itu, sebelum dirimu dikembalikan pada-Nya lalu....... tak ada alasan untukmu ketika ditanya oleh-Nya. 

Ya.. kekuatan dan keberanian tak datang tiba-tiba. Rasa percaya diri, kesungguhan, kematangan dan optimisme tak pernah diberikan cuma-cuma. Ia adalah sebuah hadiah dari Sang Maha Kuasa padamu yang memurnikan penghambaan terhadap-Nya. Hingga tak heran, Ulama dengan begitu kuatnya mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran. Satu yang tak diragukan dari diri mereka, ialah iman. Keberanian adalah bunga dari keimanan, optimis adalah bunga dari keimanan, istiqomah juga bunga terindah dari keimanan. Maka jika saat ini kita masih jauh dari itu, periksalah. Mungkin ada yang salah dari iman kita. Jika dahulu kita sempat mempelajari hakikat tentang iman itu dan tlah terlupa maka instal ulang, pelajari kelemahan diri. Begitu pun kendaraan mewahmu yang selalu kau bersihkan dari debu, ataupun cashing hand phonemu yang sering kau ganti karna tak layak. Begitulah iman, ketika ia mulai memudar maka buat ia bercahaya kembali, 

Musa pun berlatih  dalam hal ini. Ketika wahyu pertama kali diserukan padannya “Dan lemparlah apa yang ada di tangan kananmu” (Thaha: 69), namun ketika tongkat itu  berubah menjadi ular, apa yang dilakukan Musa alaihis salam “Larilah ia berbalik ke belakang tanpa menoleh (kemudian Musa diseru) “ Hai Musa datanglah kepada-Ku dan janganlah kamu takut” ( Al-Qashas: 31). Ia berlari karena rasa takut, namun dalam keimanan yang terus menguat ia terus berlatih. Ketika beradu ilmu dengan  seluruh penyihir dan didapatilah tongkat mereka berubah menjadi ular  “Maka Musa merasa takut dalam hatinya” ( Thaha : 67). Musa alaihis salam kala itu takut namun ia tidak berlari. Ia terus melatih dirinya hingga mencapai puncak yang tinggi hingga dalam kejaran Fir’aun ia berkata pada kaumnya yang megeluh  “ Sesungguhnya Tuhanku bersamaku, kelak Dia akan memberikan petunjuk kepadaku” ( As-Syu’ara : 62). Subhana Allah. Apa kita sudah berlatih? Wahai seseorang yang dirindukan.....

“Awwam”, ialah predikat umum bagi ia yang masih standart dalam memahami agamanya. Sebatas yang wajib ia ketahui saja, yaitu amal-amal yang bersifat fardhu ‘ain yang tak bisa digantikan orang lain. Manusia memang terlahir dengan tak mengerti apa-apa maka ia berpredikat awwam.  Lalu sampai kapan predikat itu tertempel dalam diri kita. Banggakah?. Layaknya jabatan yang banyak diperebutkan, kekuasaan yang banyak dicari, pendidikan yang terus ditinggikan. Maka predikat ‘Awwam’ apa ingin diubah?.  

“Wahai orang-orang yang beriman jadilah kamu penolong agama Agama” ( As-Saff : 14). “ Sesungguhnya Allah telah membeli  dari orang-orang mukimin baik diri maupun  harta  mereka dengan memberikan syurga untuk mereka” (Taubah: 111).  Tiket untuk Haji memang tidak murah, Palestina, Turki, Jepang, United Kingdom atau yang lainnya. Lalu tabungan apa yang bisa kita gunakan untuk membeli tiket menuju syurga-Nya kecuali menjual diri kita untuk berada dalam jalan-Nya?. 

Setiap masa pasti memiliki figur atau tokoh. Terutama disaat-saat kritis.   Lahirlah Abul A’la Al-Maududi dengan pemikiran siyasahnya karena situasi muslim India yang tertekan saat itu. Dr. Yusuf Qardhowi dengan fiqih siyasanya. Imam Ghozali,  Muhammad Abduh dll. Dalam situasi ini Allah mengirimkan seseorang untuk terus membela agama ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah tokoh Pemikir dan Penggerak, ketika mongol datang dan mengacak-ngacak Daulah Abbasiyah. Utsmani Ortughal Sang Ghazi pendiri Daulah Utsmaniyyah yang tampil menunjukkan kebangkitan mula Islam dan  Muhammad Al-Fatih sebagai Tokoh utamanya. Hasan Al-Banna tokoh yang geram terhadap penjajahan di Mesir. Dan masih banyak lagi. 

Ust. Faris menjelaskan dalam kelas Siyasah “ Ketika situasi semakin kritis maka akan muncul tokoh Penggerak dan Pemikir, Tokoh Penggerak akan menghasilkan perubahan yang cepat namun mempunyai efek yang singkat, namun tokoh Pemikir mempunyai efek yang panjang seperti konsep Daulah karya Al-Maududi yang masih kita pelajari dan menjadi obat bagi krisis  di zamannya, dan ternyata  belum ada dari kita sosok itu”. Serentak kami mulai  berfikir tentang ini, apakah sosok seperti ini yang dirindukan bangsa dan umat ? jika ia,... maka ini haruslah diupayakan.

Ia yang dirindukan ialah, seseorang yang tergiur oleh akhirat di tengah jutaan orang yang berlarian mengejar dunia. Ialah yang menangis takut kepada Allah di tengah himpunan orang yang dengan bangga membusungkan dada. Ialah  yang menjauhkan perselisihan dan persengketaan, di antara orang-orang yang perang mengatas namakan Agama. Disinilah peran pemuda yang berpotensi kuat mengukuhkan persatuan Islam. Rindu yang mempertemukan pada individu-individu yang mencurahkan segenap daya mereka dengan penuh kesabaran untuk satu tujuan yang mulia yaitu kejayaan Islam dan  menyentuh setiap individu akan kebenaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. 

Setiap kita adalah sosok yang dirindukan itu. Namun pada akhirnya akan kembali pada diri kita masing-masing. Apakah kita tlah mengupayakannya atau sedang mengupayakannya atau memulai mengupayakannya. Bangunlah  wahai singa yang tertidur, sadarlah wahai beruang yang terlelap. Bergegaslah wahai jiwa yang terlupa, berusahalah wahai diri yang lalai. Sebab dirimu adalah seseorang yang dirindu. 

Avnie suhayla

“wa maa ana khoirun minkum”

Komentar

Postingan Populer