Puisi Islami (Epilog dalam Hujan)
Setetes air mengalir membelai rangkaian hitam
gelap keabuan
Terasa sejuk sejenak namun tak menghilangkan
kehausan para dedaunan
Dinanti sang berpeluh hati penuh pengharapan
Satu detik, dua, tiga detik kemudian
Tetesan
yang dirindukan tak kunjung jua datang
Sejenak langkah perlahan berat memijak
Mengurung niat yang mengikat hati sang
pujangga pada tulang rusuknya
Berdesir terdengar lantunan indah kalamNya ringan
bersahutan
Siapakah ia, yang tertunduk ,terhenyuh ,
terbuai dengan nik’mat yang mulia
Suaranya yang lembut menghiasi rintikan hujan
mempesona
Entah berkala sepeti menemukan sesuatu yang
pernah hilang adanya
Betapa rasa itu tak tergambarkan seperti pelangi
menghiasi rerumputan
Namun suara itu melirih berganti isakkan
dikala gemuruh
Mehentakkan dan meluluh lantakkan hati yang
baru berbunga
Menyadarkannya akan sesuatu penting yang
dilupakannya
Ia teringat akan Sang Maha Kasih
Seharusnya ia gapai cinta Rabbnya sebelum
merangkul cinta hambaNya
by avyla cenna
Komentar
Posting Komentar