Mahasiswa dan gelas-gelas kosong
Gelas-gelas kosong tugasnya adalah menyimpan,mengisi penuuh sesuatu yang ia kosongi. Air yang masuk ke dalam gelas ia tentu tak bisa dipilh , ia akan selalu menempati ruang itu dan memonopolinya. Namun ketika gelas itu terisiia bisa memilah, mana yang bagus dan mana yang harus ia buang. jika air yang lebih jernih mengisi gelas itu, air keruh akan keluar dari ruang kosong itu. Lalu apa hubungan dengan kita para pelajar?. Terutama bagi mahasiswa yang sudah mengenyami dunia pendidikan dari sekolah dasar hingga SMA. Tentu ada bedanya antara jenjang pendidikan tersebut. ketika kita belajar dulu lebih banyak diisi oleh ilmu pengetahuan. sekarang kita dengan umur danjenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi seharusnya sudah kenyang sama metode yang namanya diisi.dan menghapus yang namanya metode gelas-gelas kosong.
ketika seorang mahasiswa memilih menjadi gelas kosong , ia takkan bisa kritis. Takkan bisa mengukur kadar kemampuannya dan sama saja ia dengan masjlis ta'lim yang duduk lalu mendengarkan. tapi ketika ia menyiapkan mata kuliah esok dengan sebaik -baiknya , ia akan berfikir lebih keras dari biasa. Membandingkan pengetahuan miliknya dan Dosen dihadapannya. Ia bukan Sang gelas-gelas kosong yang hanya diisi tanpa bisa membangdingkan. Namun bukanlah seorang murid yang baik jika egois dengan pemikirannya. Berfikirlah secara fitrah dan ilmiah tanpa menomersatukan ego yang besar dalam dirinya. Dari situlah sumber ilmu, dari situlah muncul bejana-bejana yang indah.
ketika seorang mahasiswa memilih menjadi gelas kosong , ia takkan bisa kritis. Takkan bisa mengukur kadar kemampuannya dan sama saja ia dengan masjlis ta'lim yang duduk lalu mendengarkan. tapi ketika ia menyiapkan mata kuliah esok dengan sebaik -baiknya , ia akan berfikir lebih keras dari biasa. Membandingkan pengetahuan miliknya dan Dosen dihadapannya. Ia bukan Sang gelas-gelas kosong yang hanya diisi tanpa bisa membangdingkan. Namun bukanlah seorang murid yang baik jika egois dengan pemikirannya. Berfikirlah secara fitrah dan ilmiah tanpa menomersatukan ego yang besar dalam dirinya. Dari situlah sumber ilmu, dari situlah muncul bejana-bejana yang indah.
Komentar
Posting Komentar