Tiga Mercusuar Terindah
Setiap orang mempunyai mimpi. Cita-cita atau tujuan hidup. Kadang ada yang ia mimpinya untuk dirinya sendiri, kadang juga untuk orang lain. Atau kadang untuk orang banyak tanpa tersisa untuk dirinya. Namun kebanyakan seseorang bermimpi untuk dirinya sendiri; sukses dalam pendidikan, pekerjaan, percintaan, karir, bisnis. Memiliki rumah mewah atau mobil terkeren, keliling dunia dan bisa membeli barang-barang mahal. Minimal ia bermimpi agar ekonominya memadai untuknya selama ia hidup. Oke!! rata-rata manusia sepakat dengan mimpi seperti ini.
Tapi beliau berbeda, mimpinya untuk orang lain, untuk umat banyak. Yang dia pikirkan adalah bagaimana Allah bisa ridho dan cinta padanya dengan mengasihi orang disekitarnya. Unik memang, bukan orang Indonesia tapi tujuannya tinggal di Indonesia adalah ingin membantu rakyat Indonesia dengan apapun yang ia bisa. Menjadikan rakyat Indonesia lebih dekat dengan keislamanannya, lebih bangga dengan Islamnya. Luar biasa!! begitu mulia niat ini, yang kadang diri terasa malu, tak pernah mencanangkan mimpi seperti itu. Yaaaa.... begitu mengisnpirasi. Jadi catatan tambahan mimpi ke depan.
Seperti biasa hari ini, hari yang diliputi rahmah-Nya ketika kaki memutuskan mencari dan mengumpulkan ilmu-ilmu-Nya. Sebab semakin gencar kita mencari ilmu-Nya semakin dekat Allah pada kita. Menawan sungguh cinta-Nya, ketika kita mencari yang sebenarnya untuk diri kita, Allah beri pula cinta-Nya. Namun terkadang Langkah-langkah ini tergolong angkuh, yang belum terealisanya ketamakan dalam mencari ilmu. Ombak itu deras memang, kadang pun tajam. Tapi jika kita samakan ombak itu dengan arus kesemangatan, maka hilang badai kemalasan dan berganti dengan sebuah kegigihan.
“Baik,... hari ini saya kan menuliskan sesuatu untuk kalian, sebuah nasehat yang belum pernah saya tuliskan untuk murid-murid saya yang lain”. Suaranya sungguh membahana. Menikam jiwa-jiwa untuk beralih padanya, menginginkan apa yang akan disampaikannya. Beliaulah alasan kenapa tumbuhnya jiwa-jiwa pengorbanan yang rapuh, yang kadang banyak orang enggan melakukannya. Namun beliau memberikan jiwa unntuk Islam, memilih jalan untuk mengabdi pada-Nya. Beliau melanjutkan nasehatnya: “Ada tiga mercusuar dalam kehidupan anak-anakku, ia akan menjadi penerang dalam hidupmu, seperti kapal yang berhari-hari bahkan berbulan-bulan terombang-ambing dalam lautan yang mengerikan lalu terpana melihat mercusuar itu, karna itu tanda daratan tlah dekat, tanda bahwa keselamatan tlah kembali”.
Semakin menari dalam otak kami pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang akan disampaikan beliau. Seraya Tangan kekarnya menuliskan sesuatu kata itu ;
لن أغرق بما غرق به الناس من الصغار الأمور (aku takkan pernah tenggelam pada sesuatu yang orang lain tenggelam karenanya dari suatu perkara-perkara kecil atau remeh )
Kita sering terlupa dengan perkara seperti ini, mengaggap semuanya penting. Hingga terlupa sesuatu yang sebenarnya sangat penting. Hingga terlupa waktunya habis dengan sesuatu yang sangat remeh. Shooping, gagget, ngrumpi, atau melakukan banyak hal yang tak bermanfaatnya sama sekali. Sentilan ini luar biasa menurutku. Atau mengganggap semua tidak tidak penting. Wahh! Yang ini lebih parah. Semakin buta seseorang dengan pengetahuan ini semakin ia tenggelam dan tenggelam dalam nafsu dirinya dan takkan berarti ranggkaian menit, jutaan detik yang ia buang perlahan. Namun sejatinya ia tlah menyiakan waktunya.
الأخد بزمام المبادرة في كل حال و حين (mengambil langkah yang kuat dan cepat dalam melakukan inisiatif keaikan dalam setiap keaadaan dan waktu)
Terjun dengan cepat dengan tanggap. Melakuakan kebaikan tanpa enungguadanya perintah. Ia peka dengan sekelilingny dan mencari peranannya. Bukan dalam keadaan selallu ingin dlayani tapi ia suka melayani. Bukan dalam keaadan ingin selalu diberi tapi ia bahagia jika bisa memberi. Peranannya berarti bagi orang lain, dan ia senang melakukannya. Seperti seorang sahabat yang sangat sigap mengambil pedangnya berlari ke kediaman Rasul seraya melindunginya, sedang di Madinah sedang terjadi kericuhan. Tak ada yang menyuruh mereka, namun mereka menyadari peranannya, dengan melindungi kekasihnya. Ada seruan dalam hatinya, seperti suara yang memanggil dan berbisik, “Kerjakan.... agar Allah ridho padamu”
شيئ من الخلوة و العزلة لتجديد العهد و زيادة الإيمان ( perihala sesuatu dalam keramaian dan kesendirian yang berfungsi sebagai pembaharu sebuah janji dan penamah iman)
Pentingnya muhasabah diri ketika kita dalam kesendirian. Tujuannya bukan karena suatu alasan kebencian, bukan pula menyendiri dalam kesepian. Melaikan, memeriksa hati bilamana ia kotor, niat bilamana ia rapuh, iman bilamana ia tergelincir. Dalam sebuah perenungan dengan dilandasi sebuah ketaatan, merencanakan sebuah kebaikan. Membangung kepercayaan diri. Menyiapkan bekal kesiapan diri dalam melanjutkan ujian-ujian yang ada. Dengan sebuah keteguhan yang tlah terinstal.
Karena peradaban Islam adalah peradaban nilai. Nilai-nilai kebaikan yang tersebar luas dengan hikmah-hikmahnya. Tiga mercusuar ini memang yang terindah, tapi bukan dalam unsur materialistik, tapi ia sebuah nilai. Ia kokoh dan memberikan cahaya-cahayanya. Sumber hikmah ada pada Islam. Seharusnya kita sebagai muslim melakuakan dan bukan hanya memandangnya saja. Sebab Islam berjaya karena nilai-nilai luhur yang tak pernah ia tinggalkan.
Komentar
Posting Komentar