Kerdilnya Diri



Aku berjalan tak terarah dalam badai.  Ingin ku kuatkan diriku tapi tak bisa terteggakkan. Setapak demi setapak. sejengkal demi sejengkal. Mengangkatkan kaki pun berat terasa. Menengadahkan muka pun iba. Tapi serasa langkah meski berat tetap tertapak melaju ditengah hiruk-pikuk kendaraan yang lalu-lalang.  Kebisinngan kota , keruhnya udara, panasnya cuaca tak sebising, sekeruh, dan sepanas hatiku saat ini. Namun langkah tetaplah bertaut. Hingga langkah itu berhenti pada bangunan indah nan kokoh. Perlahan membasahi tanah yang kering. Keheningannya menyapa hangat tubuhku yang kaku. Rumah Allah tempat seorang hamba  kembali, tempat seorang hamba menenangkan diri. Disitu  aku bersimpuh ,disitu aku memohon , dan disitu aku mengadu tentang perpisahan yang belum ikhlas kuterima.
 “Ya Rabb,..... akankah Kau pisahkah ragaku pada ruh yang kutenang di dalamnya?. Akankah Kau jauhkan aku dari orang-orang yang selalu mengingatkanku akan hakikat cintaMu?, akankah Kau pisahkan aku yang kurasa cinta dengan mereka pemilik ilmuMu?. Ya Rabb,...... bisakah aku ikhlas menerima takdirnya yang sebenarnya aku tau itu lebih baik bagiku. Bisakah aku yakin bahwa Engkau punya segudang pelangi dalam episode baruku?. Bisakah aku kuat jika tanpa mereka pengingatku dikala imanku jatuh?.  Jika pikiranku kalut akan nasib setelah ini, dan  jika aku masih bimbang akan kemana alurMu membawaku, jika aku masih ragu akan ketetapanMu yang menguji keimananku, maka Kuatkan aku wahai Rabb Sang Maha Kasih, Engkau Maha Mengetahui yang buruk ataupun yang baik bagi hambanya. Tegarkan jiwa yang hampir tumbang dalam kebimbanganku, tegakkan ragaku menerima atas apa yang Kau tulis untukku. Namun jangan Kau jauhkan aku dari hambaMu yang dekat dengan cintaMu sebab kau tau betapa rapuhnya imanku, dan betapa lemahnya diriku.
Biar lepas air sungai ke muara, biar  terbang daun kering kedaratan. biarlah lepas  hujan air mata  tak sanggup kubendung . biar tenang hatiku , biar puas dan lega akan kepedihanku. Meski mata memerah dan bengkak yang penting hati terbebas dalam peraduan yang melegakkan. Dalam perjalanan pulang aku merenung , berfikir dalam. Atas kepiluan yang aneh barusan. Kenapa aku bisa sesedih itu yaa. Halooo , strong donk!!!. Angkat kepalamu lalu kau genggam dunia . tak terasa semangat itu secara spontan mengalir secara tiba-tiba hadir . Sungguhlah hanya Allah yang bisa membolak-balikan hati . Dialah yang membuat tangis dan Dia lah yang membuat tawa. Ruang0ruang hati yang hampa kini mulai terisi dengan pengharapan. Merekahlah senyum yang tadinya padam.  Setegas kaki melangkah , mungkin bisa diobati dengan ice cream tak sadar mata tertuju pada sesosok wanita bisu dan  tuli di depan masjid , ia berusaha menunjukkan arah yang tepat dan menertibkan lalu lintas meski dengan isyarat tangannya. Letih terlihat dalam didirinya, namun semngatnya tak padam demi kelangsungan hidupnya. Seharusnya aku berfikir kenapa aku sedih padahal sempurna Allah berikan nikmatNya padaku. Berjalanlah lagi aku dalam pulangku terlihat dua anak kecil menggengdong karung dipunggungnya membawa besi kait di tangan satunya. Ia yang berusahaa mencari sesuap nasi tanpa putus asa ia rasakan. Tanpa beban ia mencari sampah-sampah berserakan untuk mereka jual. Sungguh kerdil pikiranku yang hanya merasa akulah yang tersedih hari ini. Sungguh kerdil bagi aku yang merasa hidup akan berhenti berkarir . sungguh kerdil aku yang merasa sangat-sangat pilu menjemput takdirNya. Padahal nikmay Allah membentang di depan mataKu, kasih sayangNya melekat dalam diriku. Tapi setitik tinta yang terlihat olehku  padahal putih bersih di sekelilingku.
Manusia kadang tak menyadari hakikat kesedihannya. Seolah api mendidih tertumpah pada kepalanya. Seolah air menenggelamkan cahayanya. Tapi ia lupa akan nikmat tuhanNya dan janjiNya  . Sesungguhhnya manusia itu berada dalam 4 hal , jik ia dalam ketaatannya sebaiknya ia meneruskannya, jika ia dalam kemaksiatan sebaiknya ia beristigfar,  jika ia dalam kenikmatan sebaiknya ia bersyukur, dan jika ia dalam musibah sebaiknya ia bersabar. Begitulah kehidupan yang terus bergulir . kembali kepada dirimu karena hidupmu adalah pilihanmu.

Komentar

Postingan Populer