Gemerlap Hikmah di Teluk Hijau




Langit begitu cerah seakan mendukung ekspedisi kami hari ini , sekilas asa melintas melejitkan mimpi-mimpi akan adanya pulau syurga itu. Berharap tak ada halangan hebat . mengetahui rintangan yang kita hadapi kali ini bukan yang seperti biasa. Digambarkan dari cerita orang, perjalanan ke Teluk hijau dimulai dari jalan yang berbatu tajam dengan dataran yang tak seimbang lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar dua kilo lebih pendakian menelusuri bukit berbatu , terjal naik dan turun. Oke kita siap berpetualang kali ini. Perjalanan jauh sekitar 90 kilo di petunjuk tulisan. Mengerutkan dahi karena yang dilalui ternyata lebih jauh dari yang ada dalam petunjuk. Namun risau itu hilang dengan pemandangan indah menyilaukan mata kami karena letak teluk hijau memang berada di ujung perkebunan coklat , kopi, jati dan yang lainnya . candaan sepupuku juga menghibur perjalanan kami di tengah-tengah jalan yang bergeronjal hebat.
 “ wey mas, tak tebak iki suket gajah”. Cerocos si Adib menekan. “ dudu’ dek iki ki tebu, tak kasih tau”. Mas bahrul yang memang menggeluti di bidang perkebunan membantah tegas. “ bukan ini suket gajah, ra percoyo kue ki mas”. Bantah adib menimpali. “ tebu iki dib, rapercoyo kue ki, yo wes mudun disek, ndelok suket gajah apo tebu”. Mas bahrul berusaha meyakinkan. Perdebatan di mobil panas tapi penuh canda jadi kayak lagi nonton indonesia lawak club yang mengatasi masala tanpa solusi. Sepintas adek sepupuku si david langsung mebelokkan mobil lalu berhenti “ ayo mas dibuktikan suket gajah atau tebu”. Gelak tawa menggema disetiap sudut kendaraan kami. David, david gitu aja dibawa serius pikirku dalam hati.
Keadaan yang sangat santai ini membuat perjalanan jauh yang penuh batu menjadi mengasyikkan , meski badan sudah merasa sedikit pegal karena badan terasa terpelanting kesana–kemari karena batu yg dilewati lumayan besar. Tibalah di ujung pekebunan kopi ini pantai nan syahdu sudah menyambut kami, tapi ini bukan destinasi kami. Kami hanya memarkirkan mobil di parkiran pantai, dan memulai perjalanan yang sesungguhnya menuju teluk hijau. Tak terbayang olehku indahnya teluk itu, semakin membuat semangat rombongan kami membara naik, meski tak tahu medan trek yang akan kita lalui. Kami mulai berjalan melewati jalan desa, menerobos parit-parit sawah, lalu jalan berbatu tajam. Lalu mulailah pendakian. Tante rika beserta om arifin tetap berada nomer satu paling belakang , bukan karena pingin swet-swetan tapi emang fisik dan kesiapannya gak memadai trek yg kita lalui dan lebih memilih berjalan perlahan di belakang di temani adikku yang menjaga di belakang. Di depan ada adib dan mas bahrul yang memimpin ekspedisi ini, karena mereka memang mengerti betul trek yang harus kita lewati.  Jujur, meski lelah memang terasa tapi udara sejuk ,pemandagan hijau menyirami mata kami, membuang jauh-jauh rasa lelah yang mengguncah. Lain dengan bude ku yang sepanjang perjalanan ngomel dan mengeluh tak habis-habisnya. Beliau merasa dibohongi sama kami yang muda-muda akan cantiknya pemandangan teluk dan nyaman jalan yang  ditempuh, menurut kita sih memang lumayan susah trayeknya tapi nanti akan terbayar semua, “emang beliaunya aja yang pengen ikut udah tau jalannya susah”. gerutu david pelan yang emang keliatan dah gedek sama budeku yang satu itu. “david sabar yaaa” bisikku pelan. Jalan setapak yang bebatuan naik-turun membuat persendian sakit. Teriakan semangat saling menimpali diantara kami membuat suasana masih berapi-api meski redup-redup nyala , baina-baina gitu, laa yamutu walaa yahya. Setela dua kilo lebih kita berjalan di jalan setapak menelusuri pinggiran bukit ditemani jurang di sebelah kiri kami akhirnya kami  sampai di pantai batu, atau kerennya “STONE SHORE”. Tertulis jelas disana peringatan buat kami para pengunjung “Don’t leave anything but footprint and Don’t take anything but picture”. Emang itu harus di tulis kayak gitu mengetahui sekarang lagi booming banget batu akik dan disana banyak banget batu yang cantik-cantik, tapi masih aja ada yang mengantongi batu disana. Kayak adek sepupuku yang masih tk itu , diam-diam dia mengantongi  dua batu yang berwarna pink sama hijau, katanya sih mau dijual. Aduh dekkk, saya hanya bisa  geleng kepala aja ngeliat tingkah laku dia yang sok-sok tau mau ngejual batu. “emang mau dijual berapa dek?”. Tanyaku. “ dua ratus juta telililiun”. Kata dia santai. What’s mahal amat. Di Coordinat : S 08’33’49.1 E 113’55’25,6 sejenak kita menarik nafas dalam-dalam , mengambil foto sambil tetap melanjutkan perjalanan, masya Allah indahnya negriMu Ya Rabb,tasbih, takbir tahmid bergumam mendengung bersautan diiringi desiran tiupan angin pantai. Teringat syair merdu karya prestigious , Memaksakan bibir bersyair berlomba dengan indahnya  zambrud khatuliswanya Indonesia.     
tanah kaya subur membentang
Negri sejuta keramahan
Damai di bawah nyiur kelapa
Hembus angin pantai menyapa membelai
Disetiap tarikan nafas
Cahaya mentari bersinar
Burung-burung terbang berkicau
Nikmati hidup nan indah
Di tanah airku zambrud khatulistiwa
By: prestigious

               Sambil berjalan di tepian pantai menyusuri batu –batu menawan, langkah tak mau berhenti .tak sabar menanti tempat yang dinanti, setelah berjalan mungkin sekitar setengah kilometer di dataran landai berbatu di temani desiran ombak laut lepas kawasan samudra hindia akhirnnya kita sampai de negri impian, yaa teluk hijau sudah di depan mata . Terbayar sudah penat yang terasa, hilang sudah letih dan keringat yan bercucur deras,memang benar berita itu. Mereka bilang teluk hijau itu pantai syurga seperti di pulau yang bukan di Indonesia, tak terjamah oleh indahnya mata memandang, air laut yang menjorok masuk kedaratan berwarna hijau kebiruan, pasir yang putih merona, di sebelah air terjun landai yang memperindah. Membawa diri bersyukur tegas akan karuniaNya dan kekuasaanNya. Sungguh tak bisa lisan berkata , datanglah sendiri melihat dan syukuri nikmat Allah yang dikaruniakan atas manusia . Sering kudatangi pantai, tapi blom seindah ini. Yang ini masih alami dan fresh seperti Allah baru menjatuhkan tempat ini dari langit sana, dan itu hanya khayalan saja.  Setelah sejam kita menikmati keindahannya akhirnya kita memutuskan untuk pulang meneruskan ekspedisi ke pantai merah. Menimbang om dan tanteku merasa kecapeaan jadi sebagian kita yang berani naik perahu booth, sebagian yang lain lebih memilih jalan kaki menemani para ibu-ibu dan sepupu kecilku nangis mati-matian  gak mau ikutan naik perahu karena takut tenggelam kalau naik perahu. Padahal kami tau bahwa berjalan kaki lebih melelahkan. Tapi itulah pengorbanan. Menghempas arus ombak, seakan terbang diatas hamparan air , sangat dekat. Membayangkan tadi kita  menelusuri pinggir-pinggir bukit sebelah kami. Memang memacu adrenalin menaiki perahu ini, karna ombak yang deras berseberangan dengan laut lepas membuat semua orang was-was mengarunginya. Tapi aman in sya Allah ,kecuali ada cuaca buruk atau angin yang sangat kencang. Benturan-benturan tajam ombak-ombak liar menyipratkan butiran air , bahkan basah kuyup tertelan cipratan ombak. Tak apa . inilah serunya, inilah asyiknya. boleh dicoba.
               Tentunya sebuah perjalanan itu  bukan hanya sekedar merasakan letihnya perjalanan, indahnya pemandangan dan mensyukuri keindahannya. Ada sesuatu yang harus kita gali dalam setiap langkah yang tak terhitung, nafas yang teratur masuk dan keluar seirama, jantung yang berdetak tiap detiknya tanpa lelah . apakah ia ,ia adalah mutiara hikmah. Menentukan dengan bijak langkah mana, bagaimana, dan kenapa langkah itu diambil. Mengambil keputusan yang terbaik yang tentu dapat kita ambil buat jadi pelajaran berharga dalam mengarungi luasnya ujian kehidupan yang tanda kutip ALLAH SWT jadikan standar untuk memilah-milah hambanya, siapakah yang paling berhak mendapatkan kemuliaan  setelahnya . Kita simpulkan satu persatu. Dalam kehidupan yang tak tau pendek atau pajang umur, kita butuh persiapan . seperti ekspedisi kita kali ini, tak tau perjalanan seperti apa dan belum tergambarkan sama sekali dalam benak kami. Tentunya kita harus punya keisapan yang matang, fisik mental pikiran dan taktik. Seorang agen muslim yang baik  pastinya sangat mempedulikan hal itu , karena itu ia selalu mempersiapakan dirinya dari segi manapun demi menempuh hidup singkat yang berkualitas. Dalam contoh kita bisa ambil tante dan om saya yang tertinggal di belakang , tak ada kesiapan fisik atau mentalpun menghadapi perjalanan yang melelahkan dan trayek yang menantang , akhirnya hanya bisa berjalan pelan di belakang . Hanya lelah yang mereka rasakan begitu berat dan terpuruk dalam keputus asaan.Lalu apakah kita akan menjadi seperti itu kawan??. Masih dalam imajinasi hikmah dalam fikiranku, terpapar jauh mimpi dan harapan, iming-iming pulau syurga membuat semangat level tinggi membuncah, meski tak tau arah, dan jarak dan tujuan itu begitu susah, tapi karena ada harapan dan mimpi yang berirama terngiang . sesuatu yang jauh bisa tertanam dekat di hati, sesuatu yang tak mungkin bisa, menjadi mungkin dalam sekejap. Begitu pula hidup, seseorang harus punya sebuah mimpi dan harapan, selama ia memelikinya ia takkan mudah menyerah dan berputus asa. Meskipun rintangan terjal menghalau dari berbagai arah , takkan sanggup menahan jiwa yang tertegun pada mimpi dan harapannya yang besar. Lalu tunggu apalagi tanamkan mimpimu dan gapailah mulai detik ini!!. Lalu kita lihat sifat yang memberatkan mimpi manusia, yaitu selalu berkeluh kesah dan menyalahkan orang lain. Seperti bude saya yang sepanjang perjalanan hanya mengeluh dan menyalahkan setiap apa yang dilewatinya, entah itu manusia ,bebatuan , atau dedaunan yang menghalanginya. Masihkah ada Sikap seperti ini dalam dirimu kawan, bukankah kita sudah mngerti inilah dunia dengan semua ujiannya, tantangannya, kesedihannya, kepedihannya. Begitu indah Allah ciptakan kata dengan lawannya, jika ia tertutup pasti bisa terbuka, jika ia jatuh pasti bisa bangkit. Tak ada negatif yang tak bisa berubah menjadi positif, tak ada sedih yang tak bisa berubah menjadi senang, semuanya seimbang beraturan. Tergantung sikap yang kita pilih. Mengeluh itu seperti petualang yang membawa sekarung kapas basah ,padahal ia bisa mengeringkannya dan membuatnya ringan dengan sabar. Lalu nunggu apalagi?. Dua kata buat kamu kawan “MOVE ON”.
               Memang manusia itu peka terhadap perasaan, kadang senang, tiba-tiba sedih, lalu jadi galau. Begitu besar ciptaan Allah yang menciptakan hati sering terbolak-balik. Untung hati itu made in Allah , coba kalau made in china pasti pecah berkeping-keping. Lalu apa tugas kita sebagai agen muslim yang hanya mampir sebentar di dunia adalah menjaga hati, dari segala yang menjauh kita kepada Rabb semesta alam. ingat akan tujuan “Bismillah, Fillah, Billah, Lillah, Ma’allah, Minallah, Ila Allah , ‘Alaallah dalam segala sesuatu”. Maka dari itu jangan terlalu sedih dengan masa lalu yang suram dan jangan terlalu gembira  dengan masa depan yang seaakan terlihat tapi penuh dengan kebimbangan. Semua akhir kisah seseorang hanya Allah yang tau , dan kitalah yang memilih langkah dan sikap. Karna seperti dalam firmanNya ‘ Allahlah yang maha tau dan kamu tidak mengetahui apapun’. Seperti perdebatan kami di awal perjalanan yang  sampai sekarangpun kami tak tau kebenaran nama dari tanaman itu, apakah rumput gajah atau tebu.lalu aku tanyakan pada sepupuku perihal yang masih tanda tanya itu, iapun menjawab ringan “ gak tau mbak, mungkin hanya Allah yang tau”. Sikilas mebuatku tertawa kecil dari ucapannya, yaaa memang maha benar ALLAH Yang Maha Mengetahui segala sesuatu. 
                  Avyla Cenna Ad-dhuha

Komentar

Postingan Populer