Teacher’s Diary



Teacher’s Diary


PPL angkatan ke enam,
Ibnu Siena Boarding School, Cikoneng, Ciamis Jawa Barat
Kereta Ekonomi Serayu Malam PSE-TSM

















Apa yang dibayangkan ketika mendengar kata guru?. Seorang pengajar, pembimbing, pengarah, instruktur atau yang lebih ‘am pengasuh. Dulu di ma’had kita sempat membahas kata ta’lim dan tarbiyah, dimana seorang mu’allim itu berbeda dengan murabbiy. Singkatnya Tarbiyah itu lebih luas dan lebih mencakup seluruh aspek di kalimat ta’lim. Hafal sedikit kata-katanya “ Ausa’u dairatan minat ta’lim”.

Kok jadi bahas tarbiyah yaa, Tapi ada hubungannya dengan tulisan saya ini ke depannya. Sebuah diary ekslusif mahasiswa PPl ke sebuah Pesantren di Tasikmlaya. Tepatnya Ibnu Siena. Sebuah kampung damai yang indah, dimana kita bisa mendengar derasnnya air, basahnya tanah, hijaunya pepohonan. Di balik semua itu dibungkus dengan kesan sunda yang kalem pisan. Jadi mendadak kalem jadi orang sunda teh. 

Awal tugas ini ketika kita memasuki semester enam  di STIU AL-HIKMAh. Tugas pengabdian masyarakat yang selama satu semester ini memang sudah terancang sejak lama, dan kita merupakan angkatan PPL ke enam. Ada yang belum tau PPL, katanya sih PPL itu singkatan dari Praktek Pengajar Lapangan, kalau sekarang bahasanya diganti dengan KKN. Pasti tau lah,...

Diwajibkan untuk semua anggota kelas, kecuali yang berudzur syar’i. Seperti tidak  diizinkan oleh misua. Atau terikat kontrak dengan lembaga yang tidak bisa dilepas ikatannya cieee, tapi tahun ini ada juga yang berizinkan karena ingin melanjutkan hafalan lohh, satu kasus. Jadi sebenernya peraturan STIU juga gak ketat-ketat amat. Berhubung misua gak ngelarang karna memang masih sendiri, lalu tidak terikatan dengan ikatan apa pun dan berniat menambah pengalaman jadi,... abdi teh terima dengan senang hati, meski pasti perlu proses untuk beradaptasi, yang serba serbinya belum pasti. Atau ada yang belum sreg di hati. Tapi mah.... ikhlas untuk dilewati, dengan mantap hati tanpa bersedih hati.

Tasikmalya itu  indah loh,... sepenggal bumi Allah yang berusaha menjaga nilai-nilai agama, katanya gitu sih di spanduk. Agamis deh,.... apalagi teringat bahwa orang ciamis teguh dalam akidahnya, terbukti yang long march  sampai monas teh urang ciamis. Maapkeun kalau berubah logat penulisannya yah,... teu terang ini sebenarnya hanya pencitraan atau otomatis berubah logat. Padahalnya mah,.. pas rapat sama dewan guru atau diajak ngobrol cuma bisa diem aja. Sambil menghayati lagu “hiji,dua telu , eta terangkanlah.......” 

Perjalanan ke Tasik berlangsung aman dan tentram dengan riang gembira dan canda-canda. Meski sedikit tegang saat  sampai di Stasiun Tasik. Why? karena pada ketiduran dan kaget pas denger instruksi dari speker Kereta. Mata masih burem, kaki masih kesemutan, belum ada aware lah. Padahal barangnya banyak beut. Saking deg-degannya jadi serba rusuh. hahaha. Pengalaman harus ada yang jaga nih... supaya gak saling mengandalkan.

Penyambutan dari setiap pesantren sangat luar biasanya. Kepala Sekolah kami yang biasa disapa dengan ‘Abi Udjang’. Sudah siap untuk menjemput dan menyambut. Sebelum ke Pesantren kami juga di traktir makan bubur khas Tasik dulu karna di Pesantren belum tersedia makanan, maklum santri belum pada masuk. Al-hamdulillah Pesantrennya asri, tenang, shipplah buat target murajaah dan nulis ke depan. Meski belum tau jadwal juga sih.... akan sepadat apa. Moga masih bisa ngejar target.   


Namanya juga PPL atau bisa disebut dengan Pengabdian Masyarakat, bukan ajang jalan-jalan. Atau roadshow seorang Da’i besar. Jadi menerima semua keadaan yang ada di Pesantren adalah tugas  seorang Da’i itu sendiri. Menerima dengan ikhlas  dan dihadapi dengan husnudzhon tinggi. Meski pasti ada kendala. Tapi niat untuk mengabdi jangan sampai dikuasi oleh rasa kecewa di dalam diri. Jika memang ada yang kurang berkenan diterima waelah,  toh ujian kita gak seberat Nabi Muhammad yang diusir padahal dengan niatan yang sangat baik yaitu menyebarkan risalah Allah. kita mah gak ada masyaqqoh sejauh itu, dan seberat itu. langkah baiknya sabar dan taqwa adalah obatnya. Bravooo!!

Teacher’s Diary ini semata-mata bukan hanya diary yang hanya dituliskan tanpa dibaca untuk diambil hikmah. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat kedepannnya. Sarana untuk menyusun rencana yang jauh, kata pepatah idza arafta bu’da safari ista’id. Bersiap-siaplah dengan semua resiko yang ada. Buat perencanaan yang matang untuk mengisi waktu kosong atau mengisi kekosongan hati, seperti target murajaah dan menulis atau nyicil skripsi. Dan bersiap juga dengan tenaga extra dan hati yang ikhlas untuk mengabdi. 

Dari PPL ini kita akan temukan makna pengabdian, karna ini sudah dilalui maka bersungguh-sungguh adalah point terpenting untuk mendapat ridho Allah. “inna Allah yuhibbu idza amila ahadukum amalan an yutqinahu” Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang jika ia mengerjakan sesuatu itqon/ bersungguh-sungguh di dalamnya. 

4 Januari 2018
Avnie suhayla

Komentar

Postingan Populer