Rindu itu Tak Selalunya Berat
Rindu itu Tak Selalunya Berat
Sekian jarak diantara kita, memang membuat suatu perubahan. Terlebih perubahan
rytme hati dan kebiasaan hidup kita. Mungkin dulu kita sering bersua, bercanda,
atau bahkan sekedar kenakalan ringan yang menggelitik atau membuat keganduhan
sengit. Tapi bilamana semua itu tak dirasakan lagi maka akan ada ruangan kosong
yang hanya berisikan kenangan merindukan.
Ruang kosong itu menjadi hampa udara yang tak berisikan kecuali jika
mengizinkannya rytme lain masuk ke
dalamnya. Jadi izinkan ia masuk, sebelum ruangan itu benar-benar menjadi
ruangan hampa udara. Sebab ia hanya menyisakan rindu yang menyesakkan. Kata Dilan
“Rindu itu berat, kamu gak akan kuat, biar aku saja”. Sekilas kata-kata memang
begitu adanya. Namun jika diposisikan teruntuk kekasih yang tak halal maka tak
ada kata itu dalam kamus musllim dan muslimah sejati yang takut akan Rabbnya. Yang
ada hanya akan menyisahkan kata “ Pacaran itu maksiat, maksiat itu berat, kamu
gak akan kuat”.
Terkait dengan Rindu, dalam ruang rindu itu memang menyisahkan sedih bagi
ia yang hawa nafsunya menguasainya dan bagi ia yang bersifat jumud atau beku. Namun
ia yang mempunyai tujuan jelas dan mimpi-mimpi dalam hidupnya, maka hawa
nafsunya tak akan mengukungnya meski memang ia sedikit merasakannya. Yang ia lakukan adalah kembali
pada fokus impiannya. Agar meraihnya dan tidak berdiam diri dengan kepasrahan
yang ada. Bahkan jika dengan tulus Allah adalah tujuannya, rasa rindunya akan
membuatnya bahagia dalam mengarungi hidup yang serba sempit dan ujian ini. Sebab,
rindu bertemu dengan-Nya adalah hal optimis yang ia punya. Kerinduan itu akan
membuat harinya yang kadang mendung menjadi cerah dalam hati. Segundah apapun,
ia punya Dzat Yang Maha segalanya.
Rindu adalah bagian dari pelangi kehidupan, entah rindu apa yang saat ini
kalian rasakan, pastikan takkan menggentarkan jiwa juang kita. Jika memang itu
karna cinta, maka cinta akan membangun bukan menjatuhkan. Tak harus disesali
jauhnya jarak, atau hampanya sepi. Tapi, cinta karna Allah akan menguatkan
semua itu.
Ada sebab hikmah rasa rindu itu Allah ciptakan, karna dengan rindu hidup
ini akan semakin hidup. Sejatinya ia akan mendorong manusia melakukan hal yang
semestinya ia lakukan. Seperti dalam bukunya Ibnul Jauzi Saidul Khotir, bahwa
makna Pernikahan itu adalah untuk menghadirkan generasi pennerus yang hidup
dalam Bumi ini, juga untuk Membuang zat yang harus dikeluarkan tubuh agar tak
menjadi penyakit. Maka dihadirkannya nafsu untuk mendorong manusia melakukan
semua itu. dan diadakannya syariat untuk memilah mana yang baik dilakukan
manusia. Juga nafsu untuk makanan disaat memang dibutuhkan, dan keinginan
dengan segala hal yang dibutuhkan tubuh manusia.
Memenangkan rasa rindu, dengan menjadi seseorang yang memiliki impian yang
tinggi. Sebab dari kesempurnaan akal adalah memiliki impian yang tinggi begitu
kata Ulama kita Ibnul Jauzi. Jadi orientasi rindu akan memiliki derjatnya yang
baik. Ia akan mudah dikendalikan dalam punya visi yang indah. Rindu takkan
menyesakkannya meski sesekali ia menangisinya. Sebab dirinya punya kemawasan
terhadap kelalaiannya. Dan rindu tak
menjadi berat untuknya. Jika memang rindu itu membayanginya, ia akan
mempersiapkan dirinya menjadi lebih baik ketika bertemu dengannya. Sama ketika
seorang jofisa ( Jomblo fii sabilillah) yang mengidap rindu yang tak jelas
ditujukan untuk siapa. Yang takkan dikuasai oleh bayang-bayangnya saja, tapi ia
akan mempersiapkan sebaik mungkin dirinya terlebih dihadapan Rabbnya. Hingga suatu
saat Allah mengatakan ia layak untuk disandingkan dengan hamba pilihan-Nya yang
lain.
Avnie suhayla
Ciamis, 27 Januari 2018
Komentar
Posting Komentar