Serba Serbi Pesantren
Serba Serbi Pesantren
Setiap Pesantren pasti punya ke khas-an tersendiri atau keunikan
tersendiri. Karna Sang Pendiri memiliki
cita-cita, impian, dan manhaj-nya. Akan dibawa kemana Pesantren ini dan
dibangun atas dasar apakah Pesantren ini. mendengar langsung dari cerita Abi Udjang tentang Pendirian Pesantren ini,
saya menarik kesimpulan bahwa ini adalah niatan tulus yang terealisasikan,
dibangun dengan perjuangan dan denngan
khas kekeluargaan. Abi Udjang beliau adalah mudir ma’had sekaligus
pendiri Pesantren ini, sampai sekarang beliau masih dipanggil Abi, para alumninya
pun tetap memanggil Abi, beliau ramah dan welcome banget. Para asatidzah disini
juga dipanggil teteh dan aa’. Supaya lebih akrab dan dekat. Terasa banget
keramahan mereka dan sopan santun yang baik dalam menyambut kami. Dan inilah
asas penting dalam lingkup Pesantren, yaitu ukhuwah Islamiyah.
Ceritanya pagi ini ada Upacara Pembukaan Tahun ajaran baru. Semua guru dan
santri harus siap di lapangan untuk melakukan upacara. Dan,..... subuh ini
cuaca lebih dingin dari hari kemaren. Tapi memang harus dibiasakan!. Seperti
biasa setelah tahajud lalu menunggu subuh, berjamah di Qoah/ Mushalla Putri
lalu berjamaah membaca Al-Matsurat dan beberapa pengumuman absen, piket dan
persiapan-persiapan.
Bergerak cepat atau tertinggal. Itulah moto Pesantren dimana-mana. Kita
dituntut untuk bergerak cepat melesat disiplin namun tetep hati-hati. Jadi
inget pesan Kyai Hasan Abdullah,.... pokoknya tentang ini. apa yaa.... lupa
ternyata.
Jam 07.00 kita bertugas untuk menggerakkan para santri untuk segera ke
lapangan, yaaa... biasalah cewek kadang banyak ribetnya. Harus antri kamar
mandi, setrika, piket dll. Hidup harus serba ngantri, kadang lucu deh ngeliat
mereka kalau sudah buru-buru nngantrinya sambil berantem, “aku duluan, aku
duluan” , “ aku ngantri duluan”. Dulu saya juga gitu sih,... namanya juga
santri.
Upacara Bendera di Ibnu Siena sedikit unik, khas dengan perjuangan. Ada
acara menyanyikan lagu ruhul jadid setelah lagu Indonesia Raya, jadi yang akan
PPL hafalin deh lagunya. Setelah itu ada beberapa pengumuman dan stadium
general yang mereka dikumpulkan di Masjid ‘Binaud Daulah’ untuk menyamakan
frequensi, jadi bekas-bekas liburan gak nempel dan fokus untuk maju ke depan
menghadapi tantangan di Pesantren.
“Udhuluu fi ma’had Kaffah!”. Jadi Santri itu harus maksimal. Memaksimalkan
potensi dengan gerak diri dan hati. Motivasi dari Ust Eghis dari Markaz Qur’an
tadi luar biasa, santai tapi ngena. Materinya
tentang motivasi untuk terus menghafal. “Kita itu kalau mau deket dengan
Al-Qur’an berarti harus sering ketemu, sering bersama, kalau kita sering
bersama kita akan deket dan sangat mengenal dengan surat itu, maka kita akan
sangat dekat dengannya”. Kata beliau menyadarkan akan pentingan
membersamai Al-Qur’an. “ Dan coba
perhatikan bagaimana cara kita mengagungkan Al-Qur’an, maka dengan itu akhlak
kita akan terbiasa untuk mengagungkan Allah tanpa menyepelekannya” . jelas
beliau melanjutkan. “Bener banget” kata saya. Sedih yaaa... melihat sosok yang
dipandang orang dengan jelas melecehkan Al-Qur’an dan Islam. Berita yang
beredar kali ini tentang komika yang bawa-bawa Islam dan gak sopan gitu, tau
lah.... dengernya itu kesel, kecewa, sedih. Mereka yang bukan Islam emang gak
ada bahan materi lain yaaa... sampai sebegitunya.
Yaaa... begitulah Indonesia, Penguasa memang punya andil besar dalam
memutuskan sesuatu, yang hate speech yang manayang mana yang bukan, yang mana
yang anarkhis yang mana yang bukan, atau hoax atau bukan. Yang jelas hoax yang
positif itu yang membela penguasa. Kata ahli IT di Lawyers Club bahwa
Penguasalah yang paling bisa membuat Hoax yang nyata, karna mereka punya
fasilitasnya. Punya segalaya yang mendukung mereka. yaaa sudah...... cukup
periode ini saja. Benar banget!!! Kalau orang-orang baik gak maju dalam
kontestasi Politik maka merekalah yang mengambil kekeuasaan itu. merekalah yang
mengurus dan mengatur. Dan itu salah kita,... maka bankitlah Indonesia.
Kok jadi bahas Politik, next tentang Pesantren. Segala prosesnya adalah
berkah. Dan segala kesibukannya adalah ibadah. Jadwal ngajar sudah ada, dan
alhamdulillah diberi kesempatan untuk
mengajar fiqih, temen ada juga yang mengajar akhlak. Dan tugas piket Sekolah
yang kadang menggantikan guru yang ada. Nah,.... ini penting untuk
pembelajaran kita, bahwa mengajar
membuat kita semakin tau, semakin paham, dan mengajar itu membantu daya
elektromagnetik tubuh untuk terus berkembang baik.
Selanjutnya kita akan masih saling ta’aruf, saling tafahhum, saling
takaful. Karna itu adalah hakikat ukhuwah Islamiyah.
8 Januari 2018
Avnie suhayla
Komentar
Posting Komentar