Terjebak dalam keterpaksaan

Terjebak dalam keterpaksaan




Pernahkah, suatu hari tanganmu menengadah meminta pada Rabb semesta alam dalam sholat-sholat mu meminta padaNya agar memberikan petunjukNya. Arahan agar tetap dalam koridor kebaikan. Istiqomah dalam jalanNya yang lurus. Meminta di beri lingkungan yang baik, teman yg sholeh, guru-guru atau dosen-dosen yang memahat kepribadian bukan hanya keilmuan. Bukan hanya di sholatmu, dalam derasnya hujan pun kau menangis memintanya, atau di hari jum'at mubarak yang dimana permintaan seorang hamba memgantri untuk diterima. Atau dalam perjalanan ketika kau memikirkan sesuatu atau meilihat sesuatu yang tak mau kau alami. 


Disaat-saat itu malaikat mengahampirimu. Mengaminkan do'amu. Menyampaikan pada Rabb agar do'amu terijabah. Tanpa kau ketahui itu telah kau alami sekarang. Hari-hari dimana kau mengalami sebuah keterpaksaan. Terasa berat karna dengan itu bebanmu bertambah, kewajibanmu pun bertambah. Seiring dengan cita-citamu yang kian meninggi . Namun kadang kau merasa lelah tak bersudah, jemu dan resah. Bosan juga gelisah. Rindu disaat dirimu terjun dalam kebahagian pertemanan bebas dan juga tantangan yang lepas. Atau rindu dirimu yg dulu. Disaat waktu luang tak menentu. Bebas melakukan apapun. Terkekang dalam kemalasan. Tertimbun dalam bayang-bayang kebahagiaan panjang juga angan-angan yg melayang. 


Luar biasa kinerja syaitan yang tak pernah melepaskanmu salam kebaikan begitu saja. Ada saja tipu muslihatnya, dengan kerja keras dan semangatnya mengelabui manusia. inovasi strategi perangnya melawan keimananmu takkan pernah habis. Yang terparah apabila, kau lalai dengan serangan-serangannya. Memilih keadaan ngambang dan keindahan-keindahan semu buah karya syeitan yang terkutuk. Sibuk memikirkan ratapan masa depan. Dunia yang kau kejar, kekayaan, jabatan, ketenaran. Apapun itu yang membuatmu lalai akan berdzikir padaNya. 


Jika benar-benar Allah tlah mengabulkan do'amu yg kau senandungkan di awal. Bergegaslah menuju tahap berikutnya. Yang tentu lebih mengesankan dan melelahkan. Disaat dirimu terpaksa terjerumus dalam kebaikan. 


Banyak ia yang mendamba kemuliaan, kemuliaan abadi yang terkadang banyak disalah artikan. Taukah, manusia itu berada pada levwl pertengahan, dimana ia bukan semulia malaikat juga tak sehina musuh-musuh Allah. Manusia bebas menentukan levelnya. Di taraf keberapakah ia saat ini. Apa lebih dekat dalam kehinaan ataukah kemuliaan. Itulah kenapa Allah sudah berikan dua jalan. Lebaikan dan keburukan. Dan itulah kenapa tak ada paksaan dalam islam. Dalam sejarah pun menjelaskan seperti itu. Negara-negara yang ditakhlukkan , masyarakatnya bebas memilih agama apa pun. Namun kenyataannya banyak dari mereka yang memilih Islam setelah mengerti kemuliaannya. Syariat-syariat yang sangat melindungi dan sesuai dengan naluri kemanusiaan.


Baiklah, anggaplah saat ini kau berada dalam keterpaksaan yang menuntunmu dalam kebaikan. Semisal engkau tlah memutuskan untuk menghafal al-qur'an. Niatmu adalah ingin menjadikan dirimu hamba kesayanganNya. Dan anggaplah dirimu tlah masuk pesantren atau rumah qur'an yang kegiatannya menguras tenaga dan fikiranmu untuk terus mengafahal. Di awal mungkin berat mendengar segala peraturannya. Kesusahan dalam membedakan ayat-ayat yang sama. Konsentrasi yang kadang buyar. Keimanan yang kadang turun karna kemaksiatan diri. Semua itu mengendurkan kesemangatan seperti niat di awal. 


Berbahagialah jika dirimu mengalami seperti itu, sekali lagi berbahagialah. Seorang musyrifah qur'an mengatakan "jika kita menginginkan kemuliaannya , paksalah dirimu yang condong dalam kemalasan. Paksalah seluruh jiwa dan ragamu untuk terus berusaha. Menjaga kesemangatan yang ada. Menguras segala bayangan jasil yang dicapai, sambil menikmati keterpaksaan itu jadilah mulia. Berbahagialah,.... Allah tahu segala usaha kita, dan semakin berat usaha yang kita lakukan sebanding dengan pahala yang diberikan. Akhir dari sebuah hafalan bukanlah hafal saja. Namun hasilnya adalah mutqin. #ayo mutqin. Terus paksa dirimu dengan ujian-ujian qur'an , tasmi' , murajaah extra. Karna jika di awal dirimu menganggap semua ini merupakan keterpaksaan suatu hari. Kau akan terpaksa dalam kebahagiaan abadi dimana tak ada lagi kesedihan." jelas sang musyrifah  memberikan semangat yang semangat yang luar biasa.


#ayo mutqin. Bayangkan jika saat ini dirimu tlah terdaftar dalam registrasi calon penghuni syurgaNya. Jika ujianmu kali berhasil maka dirimu aman dari segalanya. Jadilah tekadmu sekuat ghazi-ghazi penakhluk konstatinopel. Jadilah hatimu tegar , setegar lagunya TEGAR 'aku yang dulu bukanlah yang sekarang' .


Meski awalnya dirimu terjerumus dalam keterpaksaan, suatu hari ia adalah kebahagiaan yang sangat kau rindukan. Yakinlah atas hal itu. 


#ayo mutqin

Semoga bermanfaat @avniesuhayla

Komentar

Postingan Populer