Tak seperti yang ku bayangkan



Tak seperti yang ku bayangkan

Kau begitu mengagumkanku, terpana dengan segala pesonamu. Kupikir begitu sejak awal, hanya rasa kagum yang ku tahu dan terkadang hatiku memilih untuk mendekatimu. Memang awal dari cinta adalah rasa kagum, banyak yang bilang begitu. Entahlah aku tak ingin mempercayainya begitu saja. Semoga kekagumanku tak mengarahkanku pada rasa cinta. Karena kagum terhadapmu hanyalah senyawa yang menghidupkan rasa rindu. Pesonamu yang memercikkan bahagia pada hati hanyalah rangsangan untuk semakin rindu pada tanah syurga. Begitulah dunia dengan segala keindahannya, yang mengagumkanku sejenak, tak mengizinkanku menoleh lantaran semenit, tak mengizinkanku  berhenti meraih lantaran sedetik. Memang ia indah, namun tak seperti yang ku bayangkan. Al-Qur’an menyapaku seraya memperingatkanku, “Dan adapun kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya”.

Sungguh benar firman Allah Jalla Jalaaluh, “setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Dan hanya pada hari kiamatlah disempurnakan balasan amal perbuatanmu”. Jika ku membayangkan Allah akan memberikan balasan pada hambanya di dunia pasti akan habis dan sia-sia, karena begitulah sifat dunia yang sementara.  Untuk itulah seharusnya kita tak bersedih. Karna akhlak seorang musllim adalah ridho dengan yang sedikit, lalu bersyukur jika berlebih. Ternyata tak seperti yang kubayangkan. Ketika banyak keindahan semu yang kulihat di film animasi sejak kecil, ketika kematian adalah akhir dari segalanya, dan dunia adalah ujung kebahagiaan. Sekali lagi tak seperti yang kubayangkan,...... kematian adalah awal yang indah bagi ia yang bertaqwa, ia selalu rindu pada pertemuan terhadap Rabb-Nya. Yang Maha Suci lagi Maha Bijaksana.

Lalu bagaimana agar kita tak terperdaya dengan keindahan dunia dengan segala rayuan mautnya. Ustad cakap “Dengan Ilmulah ia bisa terkendali. Dengan Ilmu tentang Keislaman-lah ia bisa terkenali. Begitulah dunia yang sifatnya hanya permainan dan bersenda gurau, berbangga-bangga diantara manusia dengan banyaknya harta dan anak, layaknya seperti hujan yang menghijaukan rerumputan lalu akan menguning dan hancur”. 

Sebuah kisah indah dari hadits Rasululllah  yang diriwayatkan oleh Anas bin malik, menceritakan indah paras wanita penghuni syurga. Jika ia menengokkan wajahnya saja ke dunia, maka teranglah Timur dan Barat dengan cahayanya, aromanya wanginya menyebar keseluruh penjuru alam, bahkan jika kerudungnya berkibar lembut, itu lebih baik dari dunia dan seisinya. Syurga lebih indah dari yang pernah kita bayangkan. Lalu untuk apa Allah selalu mengulang-ulang keindahan syurga dalam ayat-ayat-Nya. Dan juga mengulang-ulang adzab-Nya yang pedih yang begitu menakutkan.  Itu tanda Allah Jalla Jallaluh, sangat menyayangi hambanya dan ingin agar hambanya sukses akan ujiannya di dunia, dan dihindarkan dari adzab neraka-Nya. Tidakkah kita rindu, atau sungguh menginginkannya.

Kesuksesan yang selalu dikejar-kejar manusia, dengan popularitas, dengan pekerjaan atau kedudukan. Kadang membuat kita lupa akan makna sukses yang sebenarnya, yaitu ketika Allah menjauhkannya dari api neraka, dan memasukkannya ke dalam syurga maka ialah sebenarnya orang yang sukses. Semoga kita sukses yaaa  kawan.... di dunia maupun akhirat  aamiin......

Masih dalam kata kagum yang dibumbui dengan rindu. Seperti penjelasan di atas, jangan salah fokus yaa. Ramadhan  tlah pergi, semoga kita tetap menjadi agent muslim dan menjadi baik disetiap musim bukan hanya musim ramadhan saja.  

Dan kini memang sudah kumengerti dunia tak seindah yang kubayangkan...................

#catatan kecil kajian ust.syafiq reza basalamah di masjid Muhajirin IKMS monang-maning

Semoga bermanfaat @avnie suhayla

 

 

Komentar

  1. salam kenal sob.. n tetap semangat ya.. update artikel yg baru dan jgn lupa tuk mampir ke www.metropulsareload.cf

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer