Pedang yang terhunus


Mengapa Saya
mengagumi  sosok Khalid bin Walid


Karena....................................... 

Dialah yang memelas pada Rasulullah, “ Ya Rasulullah, maafkan aku atas perang uhud”. Menyesali perbuatannya, dan Rasulullah memaafkannnya dan menyambut hangat  keislamannya. 

Dialah yang menangis haru ketika meminta Salim membacakan Qur’an padanya.  Surat Al-Muddassir yang meluluh lantakkan hatinya karena menceritakan keingkaran  ayahnya  pad ayat suci Al-Qur’an.

Dialah tulus ikhlas membela Islam meski Umar berulang kali mengambil jabatan strategisnya. Ia berjuang demi Allah bukan karna jabatannya.

Dia merindu syahid sangat lama, namun syahidnya diatas alas tidurnya bukan di medan peperangan. Hingga terangun para pengecut yang ketakutan nyawanya hilang di medan perang.

Dialah Pedang yang terhunus itu, membuat strategi yang lain dari yang pernah diperbuat oleh komandan perang. Siasatnya membagi pasukan agar menakuti-nakuti musuh. Siasatnnya membelah posisi lawan, menukar posisi. Melewati jalan yang sulit, menembus brigade lawan yang membangkitkan semangat pasukan disaa-saat kritis. Julukan ini memang pantas untuknya. 

Dia yang pernah berkata “Satu malam yang dingin berjaga dalam perang, lebih aku cintai dari pada bermalam pertama dengan gadis”.  Jendral yang luar biasa. Hingga dalam peperangan tak cukup tiga pedang ia gunakan. 

Dia memang agresif terlebih Rasulullah pernah menanggung diyat atasnya pada Bani Jadzimah. Ia sempat terlena dengan julukan yang diberikan padanya. Hingga Rasulullah menegurnya “Tahan dirimu wahai Khalid!!”. Menyentilnya dengan kalimat gunung Uhud. Ia pun banyak belajar. Semakin belajar bahwa perang bukanlah untuk perang itu sendiri. Dan ia hanya pedang, yang bisa juga diganti dengan pedang yang lain jika meleset dan tanpa arah.

Dia memang berwatak keras layaknya Umar, dahulunya sering mengalahkan Umar dalam permainan adu kecepatan. Kekuatanya strategi militernya briliyan. Hingga pasukan sangat mengandalkannya 

Dia menghabiskan  hidupnnya untuk kemuliaan islam, teguh di jalan-Nya. Hingga  musuhnya takut padanya. 

Banyak yang harus kita pelajari dari Khalid bagaimana ia bersaksi pada-Nya dengan amal terbaiknya di malam yang dingin dan hujan yang deras menunggu fajar untuk menyerah musuh. Banyak yang belum kita ketahui darinya. Hingga kita benar-benar tahu bagaimana Sang Pedang itu meninggikan kalimat-Nya.

Avnie suhayla

 

Komentar

Postingan Populer