Surat terbuka untuk aktifis Dakwah

SURAT TERBUKA UNTUK SELURUH AKTIFIS 


Assalamualaikum Warahmatullah Wabaraatuh........

Ikhwah, bagaimana kabarnya? Bagaimana kabar iman? bagaiamana kabar hati?. Ana merasa harus ada dipahamkan di sini tentang hakikat seorang muslim dan muslimah, tugasnya, haknya dan kewajibannya. Seorang laki-laki adalah saudara perempuan. Dalam perjuangan dan kerja dakwah. Ia akan bersampingan dan tentu dengan tugasnya masing-masing. Namun ada sebuah kewajiban dari keduanya untuk saling menjaga meski tetap dalam sebuah koridor kerja dakwah. Keduanya tetap dalam kondisi siaga dalam menjaga izzah dirinya. Menjaga diri dari timbul fitnah merah jambu atau interaksi yang terlarang dalam Islam. Inilah terkadang penyakit seorang aktifis. Ketika iman redup ia disibukkan dengan sebuah rasa yang sebenarnya ia tau, itu tak boleh dilakukannya. Ketika iman gersang ia disibukkan dengan sesuatu yang sebenarnya ia tau, bahwa itu menimbulkan murka Allah. 

Ada dua ujian aktifis dalam sebuah perjuangan yang dilakukan bersama-sama. Yang pertama, ujian ke-futur-an yang menyebabkan rasa malas, bosan dan jenuh dalam jalan dakwah ini. yang kedua, ujian virus merah jambu, syeitan menang kala ini. Karena membuat dua pelakunya tak lagi melakukan ibadah dan kerja nyata ikhlas karena Allah. Terlebih karena sekedar ingin bertemu atau ingin membahas hal yang tak  perlu dibahas. Modus dan modus saja. Begitu penjelasan seorang ustad dalam sebuah kajian.

Lalu bagaimana dengan dirimu wahai ikhwah seperjuangan?. Jika ada virus-virus itu menangkanlah imanmu. Jagalah nafsu syahwatmu. Sungguh ujian syahwat memang memperdayai. Hanya kita yang mengerti, tlah seberapa besar kelemahan kita. Maka kuatkan sikap karena mencari cinta-Nya. Bukankah dengan halus Allah tegur diri kita dalam An-Nur ayat 34: “ Dan orang-orang yang tidak mampu menikah hendaklah menjaga kesucian (dirinya), sampai Allah memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya”. 

Lalu bagaimana berinteraksi sesuai syariah yang benar? tentu kita sudah tau sebuah hadits yang melarang kita hanya berdua (dengan lawan jenis) karena yang ketiga adalah syeitan. Tidak berkata lemah lembut, tidak bercanda. Hanya mengatakan yang benar-benar perlu di katakan dengan tetap menjaga adab. Adab dalam berinteraksi dalam medsos pun demikian, harus melihat waktu dan menjaga sikap dalam berinteraksi. Ana mengerti pasti antum semua paham lah mana sikap yang boleh, mana yang tidak. Dalam hadits dijelaskan bahwa sebuah dosa adalah yang kita malu jika orang lain mengetahuinya. 

Ana kira penting sekali mengingatkan diri kita untuk tetap dalam keistiqomahan dalam menjaga izzah masing-masing diri kita. Tidakkah kita malu terhadap dua malaikat yang tak lelah mencatat amal-amal kita? Tidakkah kita sedih jika teringat kata-kata Rasulullah dalam ucapan terakhirnya “Ummati, Ummati, An-nisa, An-nisa” begitu besarnya Rasulullah mengkhawatirkan ummatnya, terutama wanitanya yang mungkin sering tersakiti hatinya, atau korban gombal ikhwan-ikhwan genit. Tidakkah kita merasa lemah ketika syeitan berhasil memperdayai keikhlasan kita?. 

Semoga setelah hari ini kita berhasil tersadar dari ketidakfahaman. Jangan sampai kita salah mengejar. Berharap mengejar cinta Allah namun disibukkan dengan kejaran dosa. Astagfirullah. Allahummagfirlana wa israafana fii amrina wa tsabbits aqdaamana wan surnaa ‘Alal Qaumil Kaafiriin.

Terimakasih telah membaca  surat ini ikhwah.   Kewajiban kita adalah selalu nasehat-menasehati. Dalam kebaikan juga dalam keburukan. Nasehat ini untuk ana dan juga antum semuanya. Agar tetap dalam jalan menuju ridho-Nya bukan murka-Nya. Maaf jika ada yang kurang berkenan. 

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. 

Dari Saudarimu dalam dekapan Ukhuwah 

Afni Fatmawathi Harits 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer