Ketika Lisan Mengungkapkan Segalanya

Ketika Lisan Mengungkapkan Segalanya



Lisanmu Harimaumu, ini adalah ungkapan yang sudah sering kita dengar. Begitulah lisan yang mempunyai dua gerbang. Seharusnya dalam mempergunakannya, orang yang bijak tentu harus berfikir sebelum mengeluarkan kata-kata.karena ia pusat perhatian orang lainya. Apa yang dikeluarkan adalah cermin dari dirinya. Menjaga lisan itu penting, karena Lisan itu bisa menusuk apa yang tak bisa ditusuk oleh pedang. Ia bisa menembus apa yang tak bisa di tembus oleh lainya. 

Akhir-akhir ini kita disibukkan dengan berita yang sangat meresahkan. Dengan akar masalah yang masih sama. Dan juga dengan topik yang masih sama. Layaknya pemimpin itu harus mampu membendung persaudaraan dan persatuan, dengan sopan santun dan kejujuran. 

Sebelumnya di acara Mata Najwa yang sedikit membahas tentang penistaan agama pada tanggal 26 November 2016, Pak Anies Baswedan pernah berkata :“Karena begitu kita berfikir, sadar, bahwa yang kita katakan itu di dengar banyak orang, maka sadari bahwa ini bisa merekatkan, ini bisa  merenggangkan. Lebih baik hati-hati. Dipikirkan, dari pada diungkapkan lalu disesali. Yang sekarang terjadi pada Pak Basuki kan begitu, diungkapkan kemudian sekarang disesali atas apa yang terjadi. dan efeknya luar biasa, karena itu saya melihat kedepan. Jangan hanya kita bicara kebhinekaan. Yuk kita bicara persatuan. Yuk kita bicara tentang bagaimana rasanya pihaklain kalau mendengar apa yang saya katakan. Bagaimana kita membayangkan pihak lain meraskan apa yang kita dengar. Kalau itu bisa kita lakukan, rasanya pilkada ini akan jauh lebih baik untuk semua”.

Dalam Mata Najwa 25 Januari 2017 Pak Anies  berkata: “Dan inilah sebabnya, kenapa kita memerlukan orang yang bisa berfikirlalu berkata-kata. Sehingga tidak harus terlalu sering mengucapkan permintaan maaf atas apa yang diucapkan. Nah, kalau itu terjadi maka persatuan dan suasana kedamaian bisa terjaga. Karena Lisanlah yang membuat damai dan lisanlah yang membuat masalah”. 

Beliau juga mengatakan bahwa pentingnya menjaga ucapan dalam kehidupan. Kasus  terkait pelecehan terhadap Ulama baru-baru ini beliau menghimbau kepada siapa pun juga untuk saling menghormati antar sesama, apalagi ulama. Ditulis oleh Suryanto Bakti Susila dan Irwandi Arsyad dalam viva.co.id  Rabu 1 Februari 2017.

Dalam Hadits dijelaskan hakikat seorang muslim adalah yang orang lain aman terhadap lisannya dan perbuatannya. Ia bukan menjadi landak penebar duri untuk sesama, jika memang kita tak bisa memberikan hal positif bagi yang lain, minimal kita tak menyakiti perasaan orang lainnya. Mari menghormati Ulama!!.

 Umar bin Abdul Aziz  berkata: “ Jika engkau mampu jadilah Ulama,  jika engkau tak mampu maka jadilah penuntut Ilmu, jika engkau tak mampu, maka jadilah orang yang mencintai mereka. Jika engkau tak mampu (mencintai mereka), maka jangan benci mereka. Jangan jadi orang yang ke lima kamu akan binasa.”

Kita harus banyak belajar dari sebuah  kejadian,mengambil hikmah dan berusaha untuk selalu lebih baik. Agar Jakarta bisa maju kotanya dan bahagia warganya. #Salambersama

Komentar

Postingan Populer