Siapapun bisa menginspirasi

Siapapun bisa menginspirasi


Bagi saya amanah adalah tanggung jawab yang besar. Allah berikan kepada hambanya yang terpilih. Ia anugrah sekaligus musibah yang menimpa seorang manusia. Terlebih amanah itu akan semakin berat jika dirasa ia yang dibebankan tak sangup melakukannya. Allah berfirman : “Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasulnya, dan jangan kamu mengkhianati amanah yang telah diberikan padamu padahal kamu mengetahuinya”. Kata amanah ini disandingkan dengan pengkhianatan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Sungguh berat  kan  jika konsekuensinya harus begini. Tapi ia yang mengisnpirasi saya mempunyai definisi lain. Ketika amanah yang berat itu takkan seberat yang dipikirkan, tak serumit yang angankan dan tak sesulit yang bayangkan.

Ketika saya memilih untuk tak tetap tinggal di ma’had setelah masa pengabdian, adik saya tetap memilih mengabdi sekaligus kuliah. Bagi saya amanah di pondok sungguh berat dengan segala kegiatan yang tak ada habisnya dan berulang-ulang. Ditambah tugas kuliah nanti di sela-sela aktifitas pondok. Belum lagi ketika banyak sebab dan banyak ujian yang dilalui. Di tekan dari arah atas dan bawah lalu dipaksa dari arah kanan dan kiri. Namun adik saya tetap ingin mengabdikan dirinya di ma'hadnya yang tercinta sekaligus kuliah di Unida jurusan ilmu komunikasi yang sekarang semesternya sama dengan saya. Meski dia tau bahwa menjadi ustad di pondok gontor sekaligus menjadi mahasiswa berarti kosekuensinya adalah yang didahulukan adalah pondok dia tetap menikmatinya. Ditekan dari atasnya dengan segala tuntutan kerja yang ada. Bahkan sempat ia mengadukan keluh kesahnya pada ayah, “tumben” kata saya. Mungkin sebab itulah banyak menguras pikirannya. Namun setelah itu ia kembali menikmati perjalanan hidupnya. Senang dengan kegiatan meski sesibuk apapun. Meski se-lelah apapun. Meski ditekan dari arah manapun. 


Setelah saya renungkan bahwa amanah memang begitu adanya, dijalankan tanpa dirasakan momok bebannya, di kerjakan tanpa dihitung berapa berat menjalankannya. Ia perlu dirasakan dengan syukur dan tawakkal. Ketika kerjaan dan jalan begitu susah, tawakkal dan sabar serta percaya atas pertolongan Allah adalah jalan keluarnya. Ketika ditimpa kemudahan bersyukur dan berbagi adalah solusinya. Dan berjalannya waktu, kita akan mencintainya. Mencintai agenda rapat yang tak pernah ada habisnya. Mencintai waktu tidur yang banyak berkurang, mencintai pekerjaan lain yang banyak tersisihkan namun tetap berusaha untuk mengatur jadwal dan me-manage dengan tepat.  

Demikianlah hari-hari itu Allah jadikan kita untuk terus mengambil hikmah dari segala apa yang sudah terjadi. pandai memperbaiki diri dan terus memperkaya pengetahuan atas segala sesuatu. Kata Allah Jalla Jalaaluh, “ barang siapa yang telah diberi hikmah maka sesungguhnya ia telah mendapatkan sesuatu yang banyak.

Terakhir sebuah kutipan yang saya buat “ Amanah itu akan berat jika tidak dikerjakan. Pertama, ia akan berat di pikiran dan kedua ia akan berat di akhirat. Semoga menginspirasi.

Avnie suhayla

Komentar

Postingan Populer