Merindukan Madinah
Merindukan Madinah............
Salahkah diri ini jika merindukan kota yang di dalamnya terdapat tapak tilas perjuangan Rasulullah. Salahkah diri ini iri terhadap ia yang tlah merasakan hangatnya kota itu atau yang akan pergi ke kota itu?.
Madinah.... namanya Madinah. Dulu Yastrib sebelum Islam menerangi kota ini. Dulu ia adalah kota yang sering di adu domba oleh Yahudi. Suku Aus dan Khadraj, yang sengaja dibuat bermusuhan demi menjaga kekuasaan tetap berada pada Yahudi. Akhirnya Yahudi bisa menguasai pasar karena mereka merupakan titik temu dari Aus dan Khazraj. Hingga Sang Rembulan datang memisahkan yang bathil dan yang Haq. Menguatkan yang lama renggang dan mempersatukan yang terpisah. Karena setelah kedatangan Rasulullah dan seluruh sahabatnya, Madinah tlah menjadi pusat pergerakan Dakwah dimana kota ini telah berubah menjadi sebuah Negara Islam yang kuat.
Madinah .. dalam ilmu nahwu dalam bahasa arab madinah jika mendapat tambahan Alif Lam menjadi Al-madinah maka makna adalah sebagai alif lam Galabah maksudnya adalah Alif Lam disini akan jelas menonjol menang dari kata yang lain dan pasti semua orang akan tertuju pada madinatur Rasul, yaitu Al-Madinah Al-Munawwarah.
Madinah.... ia hadir di sela kecintaan Sahabat pada Islam. Hijrah memang bukan hal yang gampang bagi psikologi para Sahabat. Meninggalkan tanah air seperti meninggalkan ibu kandung sendiri. Bahkan tak membawa harta, bahkan banyak yang meninggalkan sanak keluarga. Namun di Madinah ada cinta baru. ia mengobati secara bertahap terarah dan pasti, bahwa janji Allah pasti tak ternodai. Hingga kota ini menghibur hati yang lara, dengan seruan-seruan Islam. Dengan hangatnya wahyu Ilahy. Ia bergemuruh dengan pejuang-pejuangnya yang rela memberikan apapun demi agama Islam.
Ya Allah engkau tau jika hamba-Mu ingin berada di sana, belajar di sana. Ingin merasakan bagaimana jalan-jalan perjuangan itu, menatap indah setiap bahasan keilmuannya. Jika berkenan mudahkanlah Ya Rabb.... berikan kesempatan untuk menimba ilmu disana, Sang Perindu ini ingin menancapkan mimpi disana bersama ia yang memiliki mimpi yang sama. Bukankah banyak Sahabat wanita yang belajar dan haus akan ilmu juga. Diri ini memang sangat jauh dari keutamaan para sahabat namun apakah salah jika ingin seperti mereka.
Perkenankan Ya Allah,... hamba Sang Perindu ini.
Komentar
Posting Komentar