Dasyatnya cinta dan solusi Islam menjawabnya
Benar kata orang, cinta itu bagai garam pada sayur, bunga pada tumbuhan ,
matahari dalam siang atau bulang dan bintang dalam malam. Hadirnya cinta selalu
memberikan makna indah, kekuatan statis, energi positif, atau pemikiran yang
takkan negatif. Lengkaplah cinta menjadi bumbu terlezat dalam bahtera
kehidupan. Cukuplah cinta memberi tekanan bahagia yang terus berputar. Cinta
disini bersifat umum, bisa kepada lawan jenis,
keluarga atau seseatu yang kita senangi. Lalu bagaimana seseorang
merasakan cinta? Dan apa sebabnya?. Sebabnya ada empat: pertama karena
keindahan fisik ,mungkin ketampanan atau kecantikan ( dan ini yang paling
sering terjadi), atau faktor yang lainnya. Kedua, karena keindahan maknawi,
contoh karena sifatnya yang lembut, tegas, bijaksana, dll. Ketiga karena jasa,
contohnya saling membantu atau menasehati. Dan yang keempat adalah fitrah,
seperti cinta ayah kepada anaknya, cinta anak kepada ibunya dll.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan bahwa
cinta itu mempunyai jendela. Jendelanya adalah mata. Mata yang memandang. Dari
mata turun ke hati, dari hati naik sampai ke kepala jadi kepikiran. Kepikiran
terus , sampai segala pekerjaan selalu ingat, kepikiran bagaimana caranya bisa
dekat. Dari fikiran-fikiran itu timbulah niat. Niat inilah yang menuntunnya
pada kehalalan cinta. Dari Alm. Ust Zainuddin MZ pernah berbicara tentang teori
cinta, (lihat-dekat-pikat-ikat-sikat) . tentunya dengan humor khas beliau.
Itulah cinta yang tadi tenang jadi kepikiran, yang tadinya biasa jadi resah,
yang tadinya diam jadi berkata. Memang cinta bisa membutakan mata, membutakkan
hati, dan membutakan mimpi. Cinta adalah
kekuatan terkuat sorang manusia yang lemah. Cinta adalah harapan bagi pelamun
kehidupan. Luar biasa dasyatnya pengaruh cinta. Bahkan cinta bisa menjatuhkan
dalam jurang kekufuran. Keluar dari agama Allah yaitu dalam nistanya
kesyirikan. Seperti yang sudah terjadi pada manusia yang menyembah patung
berabad-abad lamanya. Dahulu 10 tahun keturunannabi adam tetap dalam ketauhidan
yang teguh, lalu datang generasi selanjutnya membuat gambar tentang orang-orang
sholeh sebelum meraka .dan itu dilakukan karena cinta mereka pada orang-orang
shleh sebelum mereka meski belum mereka sembah. Lalu datang generasi sesudahnya
membuat patung-patung mereka karena cinta mereka meskibelum menyembah
patung-patung tersebut. Hingga datang generasi yang buta akan ilmu dan
ketauhidan pada Allah, cinta mereka yang membekas membuat mereka menyembah
patung-patung tersebut. Itulah bahaya cinta, bahaya ketika tidak menempatkan
cinta pada tempatnya.
Dari sinilah dijelaskan pula dari Ibnu Qayyim
tingkatan-tingkatan cinta:
1.
Hati yang
mulai tumbuh suka atau cinta yaitu mahabbah (محبة)
2.
Cinta yang
sangat kuat yaitu shobaabah (صبابة)
3.
Cinta yang overdosis dalam ingatan, hingga segala
aktivitas teringat wajahnya atau dirinya dan ini disebut ‘Isyq (عشق)
4.
Cinta dalam bentuk pengagungan dan ketundukan yaitu
tatayyum (تتيم) dan ini dikhusukan hanya untuk Allah. Ketika
cinta ini cinta sesorang pada manusia
sudah seperti ini maka masuklah ia dalam kesyirikan yang nyata,
naudzubillah.
Lalu bagaimana Islam, agama yang sempurna
memberikan bimbingan tentang cinta?. Baiklah kita bahas berikut. Islam hadir
menyempurnakan cinta, mengarahkannya, membuat bahagia bagi siapa yang memilikinya.
Karena tali iman yang kuat adalah ketika kita cinta karena Allah dan
membencipun karena Allah. Cinta yang seperti ini, adalah cinta yang halal dan
diridhoinya. Bagaimana tidak ,ketika cinta kita terunsur karena Allah ,tak ada gelisah jiwa tenang raga tentram. Namun ketika cinta
itu tidak diikat dengan keridhoan Allah, bagaimanalah jadinya. Cinta itu akan
menyiksa, cinta itu berubah menjadi tekanan, cinta itu menghantui gerakan dan
pikiran. Cinta itu menyayat pemiliknya. Cinta itu menuntut untuk berambisi
memiliknya. Sungguh kejam sekali cinta yang seperti ini. Di dunia ia nestapa
diakhirat ia disiksa. PACARAN, sudah menjadi hal yang sangat biasa disekitar
kita.bahkan sudah sangat beranisekali memamerkan hubungan yang menimbulkan
murka Allah. Sudah sangat jelas sekali
pacaran itu ZINA, zina mata,zina hati , zina pikiran, apalagi jika sudah dalam
taraf zina perbuatan. Naudzubillah....... banggakah terhadap maksiat yang
dipamerkan, tak takutkah ketika saat itu
Allah ambil sisa umurnya. Benar-benar
manusia tidak mengetahui kapan kematian
itu datang, yang jelas adalah kematian itu pasti akan datang , dan itu adalah
hal yang sangat dekat sekali. Entah kapanpun itu sungguh sudah dekat .
Tiga hal yang menimbulkan manisnya iman:
1.
Menjadikan Allah
dan rasulnya lebih ia cintai dari pada
keluarganya, temannya, bahkan dirinya.
2.
Mencintai seseorang
karena Allah.
3.
Membenci kembali kepada kekafiran setelah datangnya
hidayah.
Lalu apa solusi Islam dalam menghadapi hal semacam ini. Pertama,
ikatlah dengan PERNIKAHAN. Saat itulah ketika sapaan lembut menjadi ibadah,
ketika rayuan bukanlah petaka, bahkan
ketika rindupun menjadi pemanisnya. Pernikahan adalah obat yang paling mujarab
untuk meangkal fitnahnya cinta, menghindari murka Allah, dan merealisasi hasrat
dan syahwat. Bagi laki-laki yang memiliki syahwat yang besar maka
cepat-cepatlah ia menikah karena itu adalah jalan terbaikdan yang diridhoi
Allah. Meski orang tua belum mengizinkah, tetaplah menikah dan jelaskan
baik-baik pada orang tua perihal bahaya ini. Kenapa Islam membolehkan hal
semacam ini, karena tidak disyaratkan untuk laki-laki meminta izin pada walinya
seperti perempuan. Namun jika tidak dalam perihal tersebut maka tundukkanlah pandangan, sungguh itu
sangat menyelamatkanmu. Kedua , segeralah berputus asa dari dia dan yakinlah bahwa mungkin dia seseorang yang tidak diridhoi oleh Allah. Dan Allah
punya seseorang untukmu yang lebih baik dan diridhoinya. Layaknya obat
syahwat adalah takut pada Allah seperti
obat syubhat adalah ilmu. Ketiga , menyibukkan
diri denngan perbuatan yang lebih baik. Bahakan dibolehkan ketika terkena
penyakit ‘isq atau terbayang-bayang wajah dia melupakannya dengan hal yang
mubah, seperti ketika bermain game bisa membuat lupa seseorang ketika semua
perbuatan teringat olehnya maka
dibolehkan.
Sekarang pertanyaannya adalah sudahkan kamu mencinntai Allah?????????
Bahkan ulama salafpun tak berani mengungkapkan cinta ini , takut jika
tak bisa benar-benar merealisasikannya. Lalu
bagaimana denganmu???, sudahkah ketika Allah memanggilmu dengan seruannyaa engkau bergegas mencarinya seperti bergegasnya
engkau ketika kekasihmu memanggilmu tanpa kau tunda-tunda. Sudahkah ketika engkau bercengkrama denganNya
sangat kau nikmati ketenangannya dan tak ingin cepat menyelesaikan sholat seperti
jika engkau berada didekat kekasihmu engkau tak mau ada yang mengganggu dan
meraa ingin lebih lama. Sudahkah cintamu setulus ini pada Allah . Rabb Yang
Maha pengasih masih mengizinkan jantungmu berdetak sampai saat ini sedangkan
banyak kau tinggalkan perintahNya dan kau lakukan laranganNya. Rabb yang Maha Penyayang yang
masih memberimu nikmat yang tak bisa kau sebut satu-persatu tapi selalu kau
buat Ia marah. Lalu cinta jenis apakah
yang kau persembahkan untuk Rabbmu sedangkan cinta hambanya mati-matian kau
kejar.
DISINILAH YANG SEBENARNYA HARUS KITA
RAJUT ,HARUS KITA KUATKAN YAITU CINTA PADA ALLAH.
Cinta yang memberikan kekuatan, cinta
yang memberikan pengharapan, dan cinta yang memberikan kebahagiaan .
inilah cinta yang hakiki. ISLAM DATANG UNTUK MENEMPATKAN CINTA PADA TEMPATNYA. DAN MELURUSKAN HAKIKAT
CINTA.
“Catatan kecilku” dalam kajian dasyatnya cinta
Oleh ust Abu Yahya Badrussalam Lc
Komentar
Posting Komentar